"Jadi itu bagi saya adalah tanda kebodohan besar, kebodohan yang tidak ada batasnya," kata Magnis kepada detikcom, Selasa (6/8/2019).
Baca juga: Geger Razia (Tanpa Menyita) Buku Marxisme |
Dia menyatakan bukunya tidak berisi anjuran agar pembaca menganut Marxisme, Marxisme-Leninisme (komunisme). Justru bukunya itu merupakan kritik terhadap paham itu. Magnis mempersilakan semua pihak membacanya supaya tahu isi buku tersebut.
"Silakan dibaca saja," kata Magnis.
BMI, yang melakukan razia itu, menyebut buku karya Magnis menyebarkan ajaran Karl Marx setelah membaca sinopsis buku. Mereka tidak membaca isi buku itu terlebih dahulu sebelum menyatakan karya Magnis itu bermuatan penyebaran ajaran Marxisme atau Komunisme. Soalnya, buku itu disegel.
Buku Magnis yang terkemuka tentang Marxisme dan ideologi kiri adalah 'Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme', 'Dalam Bayang-bayang Lenin: Enam Pemikiran Marxisme dari Lenin sampai Tan Malaka', dan 'Dari Mao ke Marcuse: Percikan Filsafat Marxis Pasca-Lenin'. Ditegaskan Magnis, buku itu tidak menyebarkan paham Marxisme, Leninisme, Komunisme, atau Maoisme. Justru Magnis mengkritik ideologi itu.
"Kritis sekali, sangat kritis," ucap Magnis.
Namun penyabet gelar doktor lulusan Universitas München dengan tesis pemikiran Marx muda ini tak peduli. Baginya, peristiwa razia buku kiri itu bukanlah hal baru. Dia mengaku sudah mengalami hal semacam itu sejak 17 tahun lalu, padahal bukunya adalah tinjauan kritis terhadap ideologi-ideologi kiri tersebut.
"Saya tidak peduli. Buku-buku ini sudah lama di pasar. Yang terjadi di Makassar itu dilakukan oleh orang-orang bodoh, saya terus terang saja tidak peduli," kata Magnis.
Baca juga: Cara Terbaik Melawan Buku Komunisme |
Kata polisi, razia itu tidak disertai dengan penyitaan buku. Razia itu hanya berujung pada imbauan agar Gramedia selaku toko buku yang dirazia tidak menjual buku-buku tentang ideologi kiri tersebut. Gramedia pun setuju dan akhirnya menyimpan buku-buku itu ke gudang. Magnis memaklumi hal ini.
"Orang melihat gambar Lenin mengira itu penyebaran Leninisme, orang melihat gambar Marx mengira itu penyebaran Marxisme. Saya bisa mengerti bahwa Gramedia harus memperhatikan orang-orang seperti itu. Kita hidup di dalam masyarakat di mana memang ada orang-orang bodoh," kata Magnis. Sampul buku karya Magnis yang kena razia itu memang bergambar wajah Marx dan Lenin.
Tonton video 4 Pria Razia Buku di Toko Buku di Makassar: