"Kita tidak bisa mempertahankan suatu sistem yang rumit yang akan men-trigger kecurangan-kecurangan pemilu sehingga membuat pemilu itu tidak jujur dan tidak adil, jadi pemilu itu tidak konstitusional. Karena itu kita harus mencari formula yang membuat pemilu itu jauh lebih sederhana," ujar Refly, Senin (5/8/2019).
Hal tersebut dikatakan Refly di sela acara diskusi bertajuk 'Jalan Pasti Sistem Politik dan Pemilu di Indonesia' di Hotel Puri Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan. Refly mengatakan ada tiga alternatif sistem pemilu yang bisa menggantikan sistem yang digunakan saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kan sistem pemilu yang sederhana menurut saya yang dibandingkan sistem ini, menurut saya ya proporsional tertutup, sistem mayoritarian atau sistem distrik, atau mix system, sistem campuran ala Jerman. Kaji saja di antara ketiga sistem itu mana baik buruknya," katanya.
Namun, menurut Refly, yang terpenting adalah sistem pemilu yang dipilih harus bisa menjamin terciptanya pemilu yang jujur dan adil. Ia menyoroti unsur pengawasan dalam pemilu.
"Salah satunya adalah unsur pengawasannya jauh lebih mudah kalau sistem pemilunya lebih mudah. Sekarang dengan sistem proporsional terbuka sekarang ini, satu surat suara itu bisa berisi 160 calon, dan dihitung semua, bagaimana mengontrolnya. Di sinilah banyak terjadi pergeseran-pergeseran suara dan lain sebagainya," jelasnya.
"Tapi kalau proporsional tertutup unit yang dihitung kan cuma 16 kalau partai politiknya 16, sehingga jauh lebih mudah dalam hal pengawasan, checking, dan lain sebagainya," lanjut Refly.
Mantan Ketua MK Hamdan Zoelva dalam diskusi yang sama juga mengusulkan sistem pemilu yang lebih sederhana, yaitu sistem tertutup. Menurutnya, sistem pemilu sekarang sangat rumit dan menyulitkan kerja petugas KPPS.
"Karena itu saya rekomendasi langsung tertutup saja. Karena sistem kita ini begitu sangat rumit. Ini yang menbuat kerja para petugas KPPS itu sampai pagi. Bukan sekarang saja, sejak dulu," ujar Hamdan.
Sistem pemilu terbuka menurut Hamdan sangat rumit. Dengan memilih partai, kata Hamdan, pemilu akan menjadi lebih sederhana.
"(Sistem pemilu) terbuka rumitnya sangat luar biasa, kerja KPPS sangat lusr biasa. Memilih partai saja itu menjadi sangat sederhana. Dan ini sejalan dengan sistem pemilihan serentak," tuturnya.
Ahli 01 Sebut Ada Kelemahan di Sistem Pemilu Serentak: Pasti Ada Revisi:
(azr/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini