"Jadi sama juga ini Pak Jokowi mengangkat BUMN. Boleh nggak BUMN dipimpin orang asing? Menurut saya, kenapa tidak? Justru untuk memicu ketertinggalan kita di perusahaan-perusahaan dalam negeri, memang seperti itu," kata Yusril kepada wartawan di RS Binawaluya, Jakarta Timur, Jumat (2/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan diangkat jadi direktur Pertamina, atua Garuda, jangan. Tapi misalnya di perkebunan yang selama ini ngos-ngosan, atau BUMN garam. Itu kan jalannya terseok-seok," ujar Ketum PBB ini.
"Nah kalau diangkat orang asing Amerika atau Rusia misalnya jadi direksi PT garam, lalu PT garam itu jadi menghasilkan garam yang kita tidak perlu impor bahkan bisa ekspor, itu saya kira jadi sesuatu yang luar biasa," sambungnya.
Yusril menjelaskan tidak ada larangan mempekerjakan orang asing menjadi rektor PTN di Indonesia. Meski demikian, tetap perlu ada payung hukum atas wacana itu dan peraturan imigrasi harus tetap dilaksanakan.
Sebelumnya, Menristekdikti mewacanakan akan merekrut rektor asing memimpin perguruan tinggi di Indonesia agar bisa menembus peringkat 100 besar dunia. Nasir menyebut sudah ada lampu hijau dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait usulan tersebut.
"Beliau setuju, tergantung bagaimana saya siapkan, kalau persiapan tidak bagus ya mungkin kita pending atau bagaimana," kata Nasir usai acara pengambilan sumpah dokter baru ke 227 di Undip, Semarang, Kamis (1/8).
Sejumlah negara disebut Nasir sudah mempercayakan pimpinan kampus ke rektor dari luar negeri dan hal itu terbukti mendongkrak peringkat akademik Universitas yang dipimpin di tingkat dunia. Nasir pun berharap peringkat Indonesia juga melonjak dengan mengadopsi cara tersebut.
Simak Juga 'Menristekdikti Wacanakan Rektor Asing, Fahri: Harusnya Malu Dia!':
(maa/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini