Jejak Proyek Pengelolaan Sampah Jakarta dari Era Foke, Ahok, hingga Anies

Jejak Proyek Pengelolaan Sampah Jakarta dari Era Foke, Ahok, hingga Anies

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 31 Jul 2019 14:22 WIB
Foto: ITF Sunter (Rifkianto Nugroho)
Jakarta - Masalah pengelolaan sampah di Jakarta kembali menghangat usai Ketua Fraksi NasDem DKI Bestari Barus menyinggungnya. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membalas dengan menyebut Bestari justru menyerang gubernur-gubernur DKI sebelumnya. Lalu, sebenarnya bagaimana perjalanan proyek pengelolaan sampah di Jakarta di berbagai era gubernur?

Sebagaimana diketahui, perbincangan soal masalah sampah ini kembali heboh setelah Ketua Fraksi Nasdem Bestari Barus ingin Risma datang ke Jakarta untuk menyelesaikan masalah sampah. Secara tak langsung hal ini merupakan kritik untuk Anies yang dinilai belum berhasil menangani masalah sampah di Jakarta. Anies lantas menepis kritik tersebut.

"Jadi Pak Bestari itu membicarakan Jakarta yang dia ikut tanggung jawab kemarin. Jadi beliau suka lupa, maunya menyerang gubernur sekarang, lupa ini menyerang gubernur-gubernur sebelumnya tuh," ucap Anies di Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta, Jalan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2019).

Anies merasa diwarisi masalah sampah dari gubernur sebelumnya. Dia, sedang berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beliau, Bapak Bestari itu menceritakan pengolahan sampah selama ini. Saya sedang mengubah. Sebelum saya bertugas, tidak ada pengelolaan ITF ( Intermediate Treatment Facility). Sekarang kita mulai ada ITF, lagi diproses. Yang kedua, di Bantargebang, sekarang ada pengelolaan sampah dari sampah menjadi energi, Itu dulu belum ada," kata Anies.

Saat mulai menjabat pada tahun 2017, Anies menyebut telah berencana untuk mengubah pengelolaan sampah. Roadmap pengelolaan sampah akan diterbitkan.

ITF Sebagai Solusi Masalah Sampah Jakarta

Berdasarkan Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta tahun 2011, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta berupaya untuk menangani permasalahan sampah tersebut dengan membangun alternatif fasilitas pengolahan sampah di dalam kota (WTE). Fasilitas pengolahan (WTE)adalah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah atau lebih dikenal sebagai Intermediate Treatment Facility (ITF). Sesuai dengan Masterplan Pengelolaan Sampah Provinsi DKI Jakarta tahun 2012-2032, fasilitas tersebut rencananya akan dibangun di 4 (empat) lokasi berbeda di DKI Jakarta, antara lain di Sunter, Marunda, Cakung, dan Duri Kosambi. Sehingga nantinya Jakarta tak lagi bergantung kepada TPST Bantargebang, Bekasi.

Masih merujuk pada kajian tersebut, ITF ini bisa menyulap sampah 2.110,69 Ton/hari (yang berasal dari Jakarta Pusat dan Jakarta Utara) menjadi 41.580,61 kW dengan 19.230,99 kW untuk sistem termokimia (teknologi gasifikasi) dan 5.604,42 kW untuk sistem biokimia (anaerobic digestion).

Bila melihat ke belakang, perjalanan untuk mewujudkan ITF di Jakarta bisa diikuti sejak era kepemimpinan Fauzi Bowo. Berikut rangkumannya.


2011: ITF Digagas Foke

Proyek ITF mulanya merupakan program yang digagas oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo (Foke) pada tahun 2011. Proyek tersebut rencananya akan dibangun di tiga kawasan, yakni ITF Cakung-Cilincing, ITF Sunter, dan ITF Marunda.

Untuk pembangunan ITF Marunda dilaksanakan berdasarkan Pergub DKI Jakarta 77/2009 tentang Penetapan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di KEK Marunda, dan Keputusan Gubernur 1851/2009 tentang Pembentukan Tim Kerja Program Pembangunan ITF.

2013: Lika-liku Tender ITF di Era Jokowi

Pada tahun 2012, proyek ITF kembali diwacanakan untuk dilanjutkan, usai Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. "Terus, lanjutkan," ujar Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Eko Baruna pada Senin (5/11/2012).

Eko mengatakan penetapan perusahaan pengelola sampah akan ditetapkan pada Desember 2012.Namun, kala itu, proyek ITF masih diaudit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

"Sedang diaudit BPKP. Kan kemarin ada MoU kerjasama karena megaproyek yang cukup besar, jadi segera diaudit. Menurut saya ya diaudit sekarang, daripada setelahnya. Jadi dikerjakan berbarengan tidak perlu menunggu," jelas Eko.

Nyaris setahun setelahnya, Jokowi pernah diwawancara terkait proyek ITF. Saat itu, Jokowi mengakui sudah menerima dokumen tender proyek ITF. Dalam dokumen itu terdapat dua nama perusahaan yang telah melewati beauty contest. Keduanya adalah PT Phoenix Pembangunan Indonesia (PPI) Joint Operation dengan Keppel Seghers Singapore, PT Wira Gulfindo Sarana yang JO dengan PT Ramky dari India.Saat itu Jokowi juga mengatakan akan segera memutuskan pemenang tendernya.

"Dokumennya sudah saya terima. Sekarang dokumennya di Biro Hukum," ujar Jokowi.

"Kalau sudah beres, segera saya putus siapa yang menang," sambungnya.

2015: Kendala ITF di Era Ahok

Pada tahun 2015, Gubernur DKI saat itu yaitu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sempat bicara soal pembangunan ITF yang tidak ada perkembangan. Lamanya pengoperasian ini disebabkan proses lelang operator yang tak kunjung selesai.

"Lelang-lelang dan gugat menggugat kita batalin. Kita tunjuk aja Jakpro. Kita lagi dorong Jakpro," kata Ahok, Jumat (23/10/2015).

Kala itu, dia menduga ada 'permainan' di internal dinas sehingga pembangunan ITF terhambat.

"Saya juga bingung kenapa selalu dihambat, kita enggak tahu lah orang-orang kebersihan. Saya curiga saja, apa ada permainan di oknum kebersihan. Makanya kita ganti kan," ujar Ahok saat ditanya wartawan mengenai progres pembangunan ITF di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (27/10/2015).

Hingga pada 2016, Peraturan Presiden nomor 18 tahun 2016 tentang Perencanaan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah dirilis oleh Presiden Joko Widodo. Perpres tersebut mewajibkan pembangunan pembangkit listrik berbasis sampah di tujuh kota di Indonesia termasuk Jakarta.

Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta menerbitkan Pergub No.50/2016 tentang pembangunan pengelolaan sampah. Pergub merupakan dasar penugasan PT Jakarta Propertindo (JakPro) sebagai pembangun proyek ITF.

Kemudian setelah Pergub nomor 50/2016 diterbitkan, JakPro melakukan joint venture pelaksaan proyek ITF dengan Fortum Finland sebagai operator proyek ITF. Fortum Finland dipilih karena sudah menerapkan teknologi di negara di Eropa. ITF Sunter direncanakan mampu mengolah sampah 2.000 hingga 2.200 ton perhari.

2018: Pembangunan ITF diresmikan Anies

Pada tahun 2018 Anies Baswedan meresmikan pembangunan ITF di Sunter, Jakarta Utara. Anies menargetkan ITF Sunter bisa digunakan pada 2020.
Jejak Proyek Pengelolaan Sampah Jakarta dari Era Foke, Ahok, hingga AniesFoto: Anies saat resmikan ITF (Pradita Utama)

Peresmian pembangunan dilakukan Jalan RE Martadinata, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (20/12/2018). Anies mengatakan ITF ini nantinya bisa mengolah sampah hingga 2.200 ton per hari. Dia berharap pengolah sampah dapat efektif mengolah sampah di Jakarta.

"Hari ini lebih dari sekadar groundbreaking. Ini ITF fasilitas besar yang pertama, ini sangat bersejarah," jelas Anies.

Anies menyebut pembangunan ITF merupakan salah satu realisasi janji kampanyenya. Dia bersyukur bisa melunasi janji tersebut. "Dua tahun lalu kita berjanji akan membangun ITF. Alhamdulillah janji itu dilunasi," terang Anies.

Selain itu, Anies menuturkan proyek ITF akan menjadi yang pertama di Indonesia. Proyek tersebut akan menjadi contoh bagi daerah lainnya di Indonesia.

"Ini proyek bersejarah, proyek yang akan berimplikasi ke seluruh Indonesia," katanya.


Darurat Sampah Ibu Kota, 2021 Overkapasitas:

[Gambas:Video 20detik]

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads