Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh tak mendengar isu itu. Bila itu benar, itu akan menjadi hal yang memalukan. Namun kebenarannya belum jelas. Dia lebih memilih tak terlalu menghiraukan isu itu.
"Saya justru nggak mendengar. Artinya, itu memalukan sekali kalau itu terjadi. Tapi kalau itu tidak terjadi dan merupakan sesuatu yang sengaja diciptakan dan diisukan, apa sikap kita? Membenarkan atau melembangkannya? Saya pikir kita harus melembangkan itu," kata Paloh dalam wawancara televisi CNN Indonesia yang disiarkan pada Selasa (30/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia bukan di bawah bayang-bayang partai ini. Dia Jaksa Agung independen, duduk dan tunduk sebagai pembantu Presiden," kata Paloh.
Untuk posisi Jaksa Agung selanjutnya, Paloh menyerahkan kepada Jokowi selaku kepala negara dan pemerintahan. Jokowi punya hak prerogatif. Namun Paloh tak setuju dengan dikotomi parpol dan nonparpol untuk mengisi jabatan itu. Dulu Baharuddin Lopa adalah Jaksa Agung yang juga berasal dari parpol (PPP), artinya Jaksa Agung dari parpol bukanlah hal baru untuk Indonesia.
"Saya justru relatif bersyukur, alumni NasDem ini, HM Prasetyo, bisa melanjutkan kepemimpinan sampai tahap seperti ini," kata Paloh. (dnu/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini