Politikus PDIP Erwin Moeslimin menyebut, akan lebih elok jika Gibran terjun ke politik usai Jokowi menjabat sebagai presiden. Dia menilai akan lebih elok jika Gibran maju setelah orang tuanya tidak lagi ada dalam kekuasaan.
"Kalau untuk PDIP dari kepentingan politik saya kira akan selalu hasil-hasil riset dulu Pak Jokowi kita dukung itu kan hasil hasil survei, tapi ini saya dalam konteks nepotisme," kata Erwin di restoran Gado-Gado Boplo, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (27/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nepotisme ini antara mudharat dan manfaat diarahkan, Ya mungkin saja ke depan setelah mungkin orang tuanya tidak dalam kekuasaan akan lebih elok, toh itu lebih mudah sembari belajar karena itu kan untuk kebaikan beliau," sambungnya.
Dia juga yakin jika Gibran maju akan bisa dengan mudah memenangi kontestasi politik tersebut, karena ayahnya merupakan seorang Presiden RI. Untuk itu dia menilai sebaiknya jika memang hendak maju maka setelah Jokowi tidak lagi menjabat.
"Saya yakin kalau beliau yang maju, Gibran itu pasti menang dengan mudahnya karena ayahnya presiden. Tapi menurut saya akan lebih cantik dan elok tidak mencalonkan. Biar saja sudah happy dengan bisnisnya," kata Erwin.
Wasekjen Partai Demokrat (PD) Andi Arief menyebut jika benar Gibran maju, itu bukanlah dinasti politik. "Anak presiden mencalonkan jabatan publik yang dipilih rakyat bukan dinasti. Jadi Gibran atau Kaesang punya hak," kata Andi Arief kepada wartawan, Minggu (28/7/2019).
Andi mengaku dia hanya membela hak politik Gibran. Namun dia tetap menyarankan sebaiknya Gibran terjun politik setelah 2024.
"Jadi posisi saya membela hak politik Gibran, bahwa itu bukan politik dinasti, karena dipilih rakyat, bukan ditunjuk. Namun sebaiknya setelah 2024," sebut Andi.
Sementara itu, Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan keputusan mengusung calon kepada daerah diambil melalui mekanisme mahkamah tinggi partai. Namun, ia meyakini Demokrat akan dengan senang hati mendukung salah satu anak presiden itu.
"Apabila Gibran atau Kaesang berniat dan serius mau maju menjadi calon Wali Kota Solo, saya yakin Demokrat akan dengan senang hati mendukung salah satunya," ucap Ferdinand kepada wartawan, Jumat (26/7).
Sambutan baik datang dari parpol lain. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) membuka peluang mengusung putra Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep, apabila memutuskan maju menjadi calon Wali Kota Solo pada Pilkada 2020. PKB meyakini putra Presiden itu tokoh muda yang kaya ide.
"PKB sangat mungkin mengusungnya. Surveinya bagus, tokoh muda dan kaya ide," ujar DPP PKB Jazilul Fawaid saat dihubungi, Jumat (26/7/2019) malam.
Jazilul meyakini putra presiden itu memiliki visi kerja kerakyatan seperti sang ayah. Menurutnya, buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
"Saya yakin punya ide dan visi kerja kerakyatan seperti bapaknya, memang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya," kata Jazilul.
PSI pun siap mendukung jika Gibran atau Kaesang maju dalam Pilwalkot Solo. "Jadi PSI pasti akan mendukung, di Solo kami punya kursi. Apabila nanti pada saatnya melalui mekanisme, kalau salah seorang itu maju, PSI pasti akan dukung," ujar Sekjen PSI Raja Juli Antoni saat ditemui di gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (27/7/2019).
Pria yang akrab disapa Toni itu menilai Gibran ataupun Kaesang memiliki personalitas yang baik. Selain itu, menurut dia, keduanya berintegritas.
"Kita nggak tahu persis (mana yang potensial), saya kira dua-duanya baik ya. Iya (dua-duanya potensial). Dari personality dua-duanya oke. Kriteria misalkan dari integritas, (bebas) KKN, itu ada," katanya.
PKS juga menanggapi. PKS bahkan bicara kemungkinan apakah pihaknya berminat mengusung putra Jokowi ke Pilwalkot Solo 2020.
"Gibran dan Kaesang masuk radar PKS," kata Sekretaris Bidang Politik Hukum dan Keamanan DPP PKS, Suhud Alynudin, kepada wartawan, Sabtu (27/7/2019).
Suhud mengenang masa-masa Jokowi pada perhelatan Pilkada Solo 2010 silam. Saat itu, PKS ikut mengusung Jokowi-FX Hadi Rudiyatmo. Saat itu, Jokowi-Hadi menang dengan raihan 90 persen suara. Dia mengalahkan pasangan Eddy S Wirabhumi-Supradi Kertamenawi yang diusung Partai Demokrat dan Partai Golkar. Bisa saja hubungan baik PKS dengan 'pihak' Jokowi itu terulang di 2020, bisa juga tidak.
"Kita lihat nanti. Karena dulu saat di Solo, PKS pernah mengusung Pak Jokowi," kata Suhud.
Bahkan Waketum Partai Gerindra Arief Poyuono mendukung Gibran dan Kaesang memimpin Solo. Dia mengatakan 'buah jatuh tak jauh dari pohonnnya'.
"Dua putra Kangmas Joko Widodo masuk bursa calon Wali Kota Solo patut diperhitungkan sebab 'buah tak akan jauh dari pohonnya'. Artinya, Gibran dan Kaesang mampu ya untuk memimpin Kota Solo dan tidak beda jauh kemampuannya untuk sebagai pemimpin," kata Poyuono kepada wartawan, Minggu (28/7/2019).
Jokowi sendiri menyerahkan sepenuhnya kepada Gibran untuk maju atau tidak di Pilwalkot Solo 2020 nanti. Sebagai ayah, dia akan mendukung apapun keputusannya anaknya.
"Ya tanya langsung ke Mas Gibran, kok ke saya. Orang tua itu hanya ya sama waktu memutuskan untuk berjualan martabak ya silakan. Ada yang mutusin mau jualan pisang ya silakan. Saya paksa pegang pabrik juga nggak mau. Dipaksa-paksa kalau nggak mau gimana. Saya itu demokratis kok, silakan," katanya.
"Yang paling penting di setiap jabatan apapun, di setiap karir apapun yang paling penting tanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab. Itu saja kalau saya," imbuhnya.
Gibran juga ditanya soal ada tidaknya komunikasi dengan parpol setelah survei Unisri keluar. Namun Gibran tak menjawab lugas. "Ntar aja," kata Gibran singkat.
Gibran pun bicara kemungkinan menjadi Wali Kota Solo. Dia mengungkap bagaimana Jokowi dan keluarga memberikan kebebasan pilihan kepadanya.
"Bapak enggak pernah memaksa apapun. Enggak pernah mengarahkan harus ke sini harus ke sana, enggak," kata Gibran saat berada di mal Solo Paragon bersama keluarga, Sabtu (27/7/2019).
Menurutnya, Jokowi selalu mengarahkan agar anaknya dapat hidup mandiri. Termasuk jika masuk ke dunia politik, Gibran mengaku harus menjadi politikus mandiri.
"Pada intinya di keluarga saya, bapak ibu itu sangat demokratis. Prinsip saya itu harus mandiri. Kalau jadi pengusaha harus jadi pengusaha mandiri. Kalau jadi politikus ya harus politikus yang mandiri," ujarnya.
(jor/tor)