"Untuk menjawab surat Pak Bupati kita kaji eksesnya supaya apa yang diharapkan teman-teman imigrasi bisa terakomodasi. Syariat Islam bisa terakomodasi segala macam. Kita coba bahas dulu dengan teman-teman dari airline, AirNav, imigrasi baru nanti mungkin kita akan coba cek," kata General Manajer PT Angkasa Pura II Bandara Sultan Iskandar Muda, Yos Suwagiono kepada wartawan, Sabtu (27/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yos mengatakan, pihaknya akan berusaha mengakomodasi kebutuhan semua pihak. Terutama, kata dia, untuk memberikan waktu bagi petugas bandara menunaikan Salat Id.
"Jam 6 di Aceh belum Salad Id. Lion Air jam 6 dan Garuda jam 7 masih bisa terbang. Yang tertunda mungkin cuma Air Asia jam 8 dari Kuala Lumpur dan Citilink yang mendarat jam 9," jelas Yos.
"Itu yang akan kita bicarakan, kita kaji. Jadi secara operasional seperti itu. Tapi untuk menjawab resminya nanti saya akan diskusikan dulu," sambung dia.
Seperti diketahui, sebelumnya Bupati Aceh Besar Mawardi Ali meminta maskapai yang berangkat atau menuju Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda menghentikan penerbangan saat Lebaran pertama. Larangan terbang ini berlaku mulai pukul 00.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.
Permintaan larangan penerbangan ini disampaikan Mawardi lewat surat yang dikirim ke GM Angkasa Pura. Perihal surat tersebut adalah 'Menghentikan penerbangan saat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha'.
Menurutnya, permintaan larangan terbang itu dibikin setelah dia mendengar curhat komunitas bandara, petugas Imigrasi, dan lainnya. Mereka mengaku sudah beberapa tahun tidak dapat melaksanakan salat Idul Fitri atau Idul Adha karena sibuk melayani penerbangan sejak pagi hari.
"Kemudian saya respons dengan surat. Kita menginginkan di bandara sebagai bandara halal dan sedang melaksanakan syariah Islam kita imbau menghentikan penerbangan di hari raya Idul Fitri dan Adha di pagi harinya," ungkap Mawardi. (agse/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini