Dikaitkan Polusi, Proyek Trotoar di Bundaran HI Selesai September Nanti

Dikaitkan Polusi, Proyek Trotoar di Bundaran HI Selesai September Nanti

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Kamis, 25 Jul 2019 15:24 WIB
Foto: Proyek revitalisasi trotoar Bundaran HI (Lisye/detikcom)
Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan revitalisasi trotoar di sekitar Bundaran HI, Jakarta Pusat. Proyek trotoar disebut penyebab makin parahnya polusi udara di Jakarta.

Pantauan di lokasi, pengerjaan proyek pelebaran trotoar dikerjakan oleh Dinas Bina Marga DKI Jakarta di sekitar Bundaran HI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (25/7/2019). Beberapa pekerja terlihat bekerja memasang ubin di sekitar lokasi tersebut.

Pengerjaan trotoar terlihat berada di depan Wisma Nusantara dan di depan Plaza Indonesia. Proyek revitalisasi tersebut tertutup dengan seng.

Akibat trotoar yang tidak bisa dilewati, petugas menyiapkan pembatas beton di sisi jalan bagi warga yang melintas. Lebarnya sekitar satu meter yang hanya cukup satu orang untuk melintas.
Dikaitkan Polusi, Proyek Trotoar di Bundaran HI Selesai September NantiFoto: Proyek revitalisasi trotoar Bundaran HI (Lisye/detikcom)

Kepada Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugraha, membenarkan revitalisasi trotoar di sekitar Bundaran HI itu. Proyek tersebut ditargetkan selesai pada September 2019.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita lebarin lagi mulai UOB muter HI lagi sampai ICBC. Totalnya dilebarin lagi. Mulai jalan kok sekarang. (Selesai) diperkirakan Agustus-September selesai," kata Hari saat dikonfirmasi terpisah.

Sebelumnya, aplikasi dan data pemantauan udara AirVisual menilai kualitas udara Jakarta semakin buruk. Pemprov DKI menilai salah satu penyebabnya adalah pembangunan trotoar di Jakarta.
Dikaitkan Polusi, Proyek Trotoar di Bundaran HI Selesai September NantiFoto: Proyek revitalisasi trotoar Bundaran HI (Lisye/detikcom)

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Andono Warih menyebut ada dua faktor penyebab makin buruknya kualitas udara Jakarta. Pertama, faktor musim kemarau. Faktor kedua adalah kondisi di sekitar lokasi, termasuk adanya proyek pembangunan.

"Kita deteksi, kalau ada aktivitas lokal yang tidak seperti biasanya. Misal ada proyek atau konstruksi di sekitar titik pengukuran. Akan menghasilkan pengukuran yang lebih buruk," ucap Andono saat dihubungi.
(fdu/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads