Pernyataan JK = Kambing Hitamkan Pesantren

Jakarta - Pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang akan meniru gaya orde baru (orba) untuk membatasi pesantren dalam menangani teroris terus mendapat kritikan tajam. Pernyataan tersebut dianggap telah mengkambinghitamkan pesantren terhadap tindakan teroris.JK juga diingatkan agar tidak sembarangan membuat pernyataan, karena naiknya dia sebagai wakil presiden tidak terlepas dari dukungan pesantren dan warga NU. Jadi kok wapres seperti kacang yang lupa pada kulitnya?"Pernyataan itu sangat melukai hati masyarakat pesantren," kata Wakil Ketua Robithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) KH Hasan Mutawakkil saat dihubungi detikcom, Senin (17/10/2005).Menurutnya, pernyataan Wapres sangat berlebihan. Seharusnya pemerintah bangga dengan kalangan pesantren yang dimiliki Indonesia. Karena lembaga pesantren ini bukan hanya sebagai lembaga pendidikan, tapi juga merupakan mercusuar untuk menyiarkan agama."Dengan membatasi gerak pesantren, berarti dia telah membatasi siar agama. Wapres harus jelaskan maksud dari pernyataannya itu. Jangan mentang-mentang dia Wapres," keluhnya.Namun akan sedikit berbeda, jika Wapres memberi pernyataan dengan menunjuk pesantren-pesantren yang diduga telah mengajarkan hal yang bertentangan dengan Islam. Selama perjalanan bangsa ini, Hasan melihat baru Jusuf Kalla saja yang berani berkomentar seperti itu. "Yang saya tahu selama Orde Baru atau pemerintahan sebelumnya tidak pernah pemerintah melarang kegiatan pesantren secara vulgar. Orde Baru hanya mendeteksi kegiatan pesantren itu. Kalau bertentangan baru akan ditindak. Ini baru Wapres Jusuf Kalla saja yang ngomong," paparnya. (ary/)