"Tentu tidak ada kaitannya. Yang di Maluku karena sumber pemicunya berbeda. Yang di sini (di Bali) akibat subduksi dari lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Sementara di Maluku kemarin, terakhir akibat pergeseran dari aktivitas sesar Sorong-Bacan," kata Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono di kantornya, Jl Angkasa I, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (16/7/2019).
Baca juga: Penjelasan BMKG soal Gempa Bali M 5,8 |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini tentunya beda lagi. Karena memang di Indonesia sumber-sumber gempanya banyak sekali. Ada sekitar 290-an sesar-sesar aktif. Kemudian ada tektonik besar yang mengepung wilayah Indonesia. Tentunya ini mengakibatkan wilayah Indonesia rentan gempa bumi dan tsunami," sambungnya.
Adapun hasil analisis BMKG gempa yang mengguncang Bali berpusat di laut dengan kedalaman 104 km. Gempa yang terjadi pukul 07.18 WIB itu disebabkan oleh aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah lempang Eurasia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault)," terang Triyono.
Dampak Gempa M 6 di Bali, Genting SD dan Kantor Camat Rontok:
(zak/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini