Sebagaimana diketahui, tudingan itu awalnya dilontarkan Wakil Ketua DPD Prof Farouk Muhammad yang kalah dalam pemilihan DPD di wilayah itu. Bahkan, Farouk sudah menyerahkan berkas gugatannya ke Mahkamah Konstitusi (MK) dan saat ini sedang disidangkan.
Sementara itu, Evi menganggap setiap pemilih punya alasan masing-masing dalam menentukan pilihan. Evi bahkan mempertanyakan apakah foto editannya tersebut punya pengaruh kepada suara pemilihnya.
"Saya pikir respons saya sama lah dengan orang yang berpikir jernih. Batasan apa yang menyatakan bahwa foto saya itu yang mempengaruhi?" kata Evi saat dihubungi, Senin (15/7/2019).
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah riset ilmiah yang dilakukan di Finlandia menunjukkan bahwa kecantikan seorang kandidat politik memang berkorelasi kuat dengan peningkatan suara pemilih. Riset itu diterbitkan lewat tulisan berjudul The Looks of a Winner: Beauty and Electoral Success (2010) yang ditulis oleh Niclas Berggren dan kawan-kawannya dari Research Institute of Industrial Economics (IFN).
Niclas dan kawan-kawan menggunakan lebih dari 1900 foto kandidat politik dan 10.011 responden melalui survei web. Persepsi mereka diuji terkait kecantikan seorang kandidat politik. Para responden umumnya memang punya kecenderungan kepada kandidat politik yang berparas mulus. Korelasi antara kecantikan dan raupan suara, bahkan lebih kuat ketimbang korelasinya dengan kompentensi.
"Kecantikan lebih berkorelasi kuat dengan kesuksesan dibandingkan dengan kompetensi yang dipersepsikan atau kepercayaan. Hubungan positif antara kecantikan dan keberhasilan pemilu berlaku untuk kandidat pria dan wanita. Analisis ini didasarkan pada empat survei web dengan lebih dari 1900 foto wajah kandidat politik Finlandia," tulis hasil riset yang diterbitkan pada Journal of Public Economics, vol. 94.
Selain itu, riset ini menggunakan foto kandidat yang umumnya ditampilkan oleh partai politik dalam poster kampanye mereka. Penggunaan foto ini berdasarkan asumsi bahwa masyarakat lebih mengenal foto kandidat politik yang dipajang di jalan-jalan. Hasil riset ini menemukan bahwa peningkatan suara pemilih berbanding lurus dengan kecantikan.
"Hasil utama kami adalah kecantikan, tampaknya membantu. Kami menemukan bahwa peningkatan kecantikan menurut satu standar deviasi dikaitkan dengan peningkatan 20% dalam jumlah suara untuk rata-rata non-incumbent kandidat parlemen. Dalam pemilihan kota, peningkatannya bahkan 17%," demikian penjelasan riset tersebut.
Lantas, dari hasil temuan tersebut, Nicls dan kawan-kawan menyimpulkan bahwa pemilih lebih menyukai kandidat politik yang berparas menarik lantaran pemilih suka melihat mereka. Selain itu, kandidat politik berparas cantik atau tampan dianggap lebih berhasil dalam interaksi sosial.
Gegara Foto Editan Terlalu Cantik, Caleg NTB Digugat ke MK:
(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini