Puluhan Hingga Ratusan Juta, Sinamot Terkait Martabat Keluarga

Puluhan Hingga Ratusan Juta, Sinamot Terkait Martabat Keluarga

Khairul Ikhwan - detikNews
Rabu, 10 Jul 2019 14:37 WIB
Foto: Muhammad Ridho
Medan - Pemberian mahar atau sinamot untuk calon istri dalam adat Batak sangat terkait dengan martabat keluarga. Semakin besar nilai sinamot, maka semakin baik martabat keluarga wanita.

Antropolog Universitas Sumatera Utara (USU) Dr Fikarwin Zuska menyatakan, masalah sinamot cukup pelik bagi sebagian kalangan. Besarannya tidak ada patokan, bergantung status sosial calon istri dan kemampuan pihak lelaki.

"Misalnya, jika pihak perempuan itu lulusan kedokteran, atau dokter, tentu berbeda besar sinamotnya dibanding yang sarjana ilmu sosial biasa. Lulusan ilmu sosial biasa itu, bisa lebih tinggi sinamotnya jika dia Pegawai Negeri Sipil misalnya. Seperti itu," kata Fikarwin kepada wartawan di Medan, Rabu (10/7/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Tidak ada angka pasti. Namun menurut Fikarwin, satu penelitian di Kabupaten Labuhan Batu menyebutkan, nilai sinamot untuk calon istri ada yang mencapai Rp 100 juta. Terbuka kemungkinan ada yang nilainya lebih besar dari itu.

"Besarnya sinamot itu, antara lain juga untuk kepentingan pelaksanaan pesta perkawinan oleh pihak keluarga perempuan," ujar Fikarwin yang juga Ketua Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) USU.

Pelaksanaan pesta juga menjadi tolak ukur strata sosial dalam adat Batak. Kendati sudah di era modern, sambung Fikarwin, masalah sinamot ini cukup penting bagi orang Batak. Perempuan yang mendapatkan sinamot tinggi, tentu memiliki kebanggaan tersendiri.

Seorang warga Medan, S. Hutasoit (33) yang melaksanakan pesta perkawinan tahun 2018 lalu menyatakan, dia memberikan mahar sebesar Rp 20 juta untuk calon istrinya. Selain itu, dia juga menanggung seluruh biaya pesta sebesar Rp 50 juta. Total habis Rp 70 juta.

"Untuk pesta itu memang mahal. Untuk biaya sewa wisma, katering, transportasi keluarga yang akan datang, maupun untuk membeli ulos untuk diberikan kepada keluarga. Itu pihak lelaki yang menanggung," kata Hutasoit.


Untuk kepentingan biaya pesta dan sinamot, kata Hutasoit, dia dan calon istrinya menabung bersama, namun Hutasoit tetap menanggung porsi yang lebih besar. Semula pihak perempuan mengajukan sinamot sebesar Rp 30 juta, namun akhirnya disepakati Rp 20 juta. Angka itu tergolong sedang. Pihak keluarga perempuan tidak malu, dan pihak lelaki juga terlalu berat.

"Banyak yang gagal melangsungkan perkawinan ini, gara-gara sinamot dan biaya pesta yang besar itu. Besaran sinamot itu juga diumumkan kepada pihak keluarga saat pembicaraan mengenai pesta perkawinan atau martuppol. Makanya nilainya tidak boleh membuat malu keluarga perempuan," kata Hutasoit.


(rul/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads