'Penjara Bikin Napi Jadi Gay' Pernah Menyulut Kontroversi di AS

'Penjara Bikin Napi Jadi Gay' Pernah Menyulut Kontroversi di AS

Danu Damarjati - detikNews
Selasa, 09 Jul 2019 18:20 WIB
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat Liberti Sitinjak menyatakan kelebihan kapasitas di lembaga pemasyarakatan membuat narapidana menjadi gay dan lesbian. Pernyataan senada pernah menyulut kontroversi di Amerika Serikat.

Adalah kandidat capres AS bernama Ben Carson yang menyulut kontroversi di Negeri Paman Sam. Saat itu, 4 Maret 2015, Ben Carson berbicara dalam tayangan wawancara CNN. Presenter menanyakan, apakah menjadi gay adalah pilihan atau bukan pilihan.

"Tentu saja," jawab Carson.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Carson yang merupakan mantan dokter ahli bedah saraf ini memandang menjadi gay adalah pilihan, bukan semacam bawaan alamiah-biologis. Kemudian dia mengemukakan contoh kondisi di penjara.

"Karena banyak orang yang dipenjara, dia straight saat masuk penjara--dan kemudian saat keluar, mereka menjadi gay. Jadi, apakah sesuatu terjadi saat mereka berada di dalam penjara? Tanyakan pada diri Anda sendiri," kata Carson.

'Penjara Bikin Napi Jadi Gay' Pernah Menyulut Kontroversi di ASBen Carson (BBC World)

Perkataan Carson, yang kini menjadi Menteri Perumahan dan Pembangunan Perkotaan di kabinet Donald Trump, memantik perdebatan. Topik menjadi gay sebagai bentukan lingkungan atau takdir biologis masih abu-abu.



Dilansir Washington Post, profesor peradilan pidana dari Universitas Tennessee, Helen Eigenberg tak setuju dengan ujaran Carson. Eigenberg telah mempelajari masalah seksualitas di penjara selama 25 tahun.

"Asumsi dasar dari analogi yang dia gunakan sungguh gila," kata Eigenberg. "Saya tidak tahu mengenai adanya riset yang memperkuat klaim dia bahwa pria yang dipenjara akan keluar sebagai gay. Tak ada data yang mendukung klaim tersebut."

Dilansir Politifact, Profesor Christopher Hensley dari Universitas Tennesee di Chattanooga juga tak setuju dengan pandangan Carson, bahwa menjadi homoseksual adalah pilihan. "Carson mengambil pandangan yang menyederhanakan persoalan seksualitas," kata Hensley.



Gregory T Angleo dari pembela hak kaum gay dari Republikan, menyesalkan ujaran Carson. Gelar dokter yang disandang Carson dinilainya sungguh bikin bingung, bagaimana bisa orang yang lekat dengan tradisi ilmiah berbicara bahwa menjadi gay adalah pilihan. "Dia tak punya pengetahuan soal isu gay," kata Angelo, dilansir The Guardian.

Namun ada pula yang membela Carson, yakni dari kaum konservatif. Carson dinilai telah berani menggugat sikap 'political correctness' yang mapan di AS.



Sebenarnya, pendapat Ben Carson bahwa 'penjara bikin napi jadi gay' hanya berumur sehari. Tanggal 5 Maret 2015, CNN memberitakan bahwa Carson meminta maaf telah berkomentar demikian.

"Saya menyadari bahwa pilihan kata-kata saya tidak mencerminkan isi hati saya sepenuhnya tentang isu gay. Saya tidak berpura-pura tahu bagaimana setiap orang mendapatkan orientasi seksualnya. Saya menyesal bahwa kata-kata saya telah menyakitkan dan memecah belah. Untuk itu, saya mohon maaf secara terus terang kepada semua yang merasa tersinggung," kata dia.

Berdasarkan pendidikan medis yang diperolehnya di Rumah Sakit Johns Hopkins, dia menyatakan bahwa isu orang terlahir sebagai gay atau straight masih terus diperdebatkan. "Hingga saat ini, tak ada studi pasti bahwa orang terlahir dengan seksualitas tertentu," kata dia.





(dnu/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads