Bayi yang belum diberi nama itu lahir pada Rabu (3/7) sore melalui proses sesar di RS Shanti Graha, Seririt, Buleleng. Redita mengatakan istrinya belum tahu jika kedua putri mereka kembar siam.
"Nggak tahu, takutnya dia syok soalnya sesar. Kondisi kembar siam belum tahu baru kembar biasa, tak bohongin bilang bayinya cuma diopen (diinkubator,red) supaya nggak panik dia," kata Redita saat ditemui di RSUP Sanglah, Jl Diponegoro, Denpasar, Bali, Jumat (5/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Redita mengatakan dia baru tahu memiliki putri kembar pada Selasa (2/7) malam sebelum melahirkan. Namun, saat itu dia belum tahu jika ada kelainan pada kedua putrinya itu.
"Pas tanggal 2 (Juli) akhir USG itu pas malem, dibilang kembar astungkara nggak dempet dokternya bilang gitu. Tahu dempet pas lahir tanggal 3 (Juli) kaget perasaan ya gimana, sedih sama anaknya kok kayak gitu," ujarnya sambil terisak.
"Tapi saya sudah bohong sama ibunya. (Istri) Belum tahu saya sudah berbohong," imbuhnya lirih.
Kini sang ibu masih dirawat di RS Shanti Graha, sementara kedua anaknya masih dirawat di ruangan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUP Sanglah. Redita berharap kedua putrinya bisa selamat.
"Harapan saya sih kedua anak saya bisa selamat, astungkara tubuh-tubuh organ-organnya lengkap supaya dua nggak ada yang mengalah, dua-duanya selamat," harapnya.
Di lokasi yang sama, Direktur Utama RSUP Sanglah dr I Wayan Sudana, M Kes mengatakan pihaknya sudah membentuk tim dokter untuk menangani kedua bayi kembar siam tersebut. Tim itu terdiri dari dokter-dokter anak, ahli gizi, dokter bedah anak, dokter jantung, hingga dokter kebidanan.
"Dikirim ke sini datanya masih sangat terbatas, kalau di luar kelihatan dempet dari dada sampai ke perut. Kalau perkembangan nanti dari hasil pemeriksaan," tuturnya.
![]() |
Saat ini kondisi bayi tersebut masih dalam pengawasan dokter dan masih dalam fase stabilisasi. Dokter juga masih memantau survival kedua bayi kembar siam tersebut.
"Prinsip tidak ada batas waktu stabil, tidak ada dia bisa langsung operasi. Yang harus kita pastikan yaitu saluran pencernaan secara makroskopis anus lengkap, dia sudah buang air, tidak muntah, kita lakukan foto awal dirontgent biasa hanya bisa mendapatkan data usus terdiri dari dua kelompok. Kalau kemarin bayi yang satu keluar kotoran sekarang sudah dua-duanya artinya dia punya saluran cerna yang berfungsi," terang dokter spesialis bedah dr I Made Darmajaya, Sp. B, Sp.BA (K), MARS.
Dokter juga belum bisa memastikan kapan kedua bayi kembar siam yang belum diberi nama itu akan dipisahkan. Sebab perlu kondisi kesehatan kedua bayi tersebut masih perlu dimonitor.
"Kita belum di fase itu, tapi secara gampang dia bertahan sampai di hari ketiga itu yang kita harapkan. Tidak ada istilah lambat, kita pun baru punya pengalaman sekali memisahkan berhasil, kalau sampai tindakan nanti kita mendapatkan teknis dari center yang sudah memiliki pengalaman, nanti kami yang mengerjakan tapi disupervisi oleh beliau-beliau," ujar Darmajaya.
Pihak RSUP Sanglah mengusahakan perawatan kedua bayi yang memiliki bobot 4,2 kg itu bisa ditangani BPJS Kesehatan. Sambil memantau perkembangan bayi, pihak orang tua juga sudah disarankan mengurus surat-surat terkait.
"Kami dari manajemen tentunya sambil paralel ini bukan kasus yang hari ini selesai. Secara paralel kita menyiapkan unsur-unsur dari pembiayaan, pasien sudah disiapkan untuk menggunakan BPJS," ucap Sudana.
(ams/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini