"Kami perlu menelusuri sektor mana yang mengendalikan sehingga ada niatan impor ke negara lain," kata Kuasa ad Interim Delegasi Uni Eropa, Charles-Michael Geutrs dalam konferensi pers di Makassar, Jumat (5/7/2019).
Baca juga: Di Balik Impor Sampah |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Duta Besar Finlandia Jari Sinkari mengatakan negaranya telah berhasil melakukan pengolahan terhadap sampah plastik hingga 95 persen.
"Jadi hanya lima persen sampah yang terbuang," ungkapnya.
Berdasarkan laporan BBC, Uni Eropa adalah eksportir terbesar sampah plastik, sedangkan Amerika Serikat adalah eksportir terbesar dalam kategori negara.
Kenyataannya, dari semua plastik yang diproduksi, hanya segelintir yang didaur ulang. Bahan yang tidak bisa didaur ulang kerap dibakar secara ilegal, ditimbun di tempat pembuatan akhir atau sungai sehingga menimbulkan ancaman bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Baca juga: Sampah dari Kota Melbourne Berakhir di Batam |
Untuk diketahui, kedatangan Delegasi Uni Eropa di Kota Makassar untuk memperkuat kerja sama dengan RI khususnya dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Kota Makassar. Beberapa petinggi negara yang hadir di antaranya Charles-Michel Geurts (Kuasa Usaha Delegasi UE untuk Indonesia), Duta Besar Polandia Mrs Beata Stoczynska, Duta Besar Irlandia Olivia Leslie, Duta Besar Finlandia Jari Sinkari, Kuasa Usaha Kedutaan Besar Belanda; Ferdinand Lahnstein, Kuasa Usaha Kedutaan Besar Belgia; David Van Lierde, Wakil Kepala Misi dari Kedutaan Besar Denmark; Soeren Bindesboell, Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Prancis; Charles-Henri Brosseau, Penasihat Ekonomi dan Komersial Kedutaan Besar Portugal; Mariana Oom, dan Kepala Bagian Politik Kedutaan Besar Italia; Giandomenico Milano.
(fiq/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini