Sidak dilakukan Bima Arya, Jum'at (28/6/2019) malam. Ketiga alamat yang didatangi Bima berjarak sekitar 1 kilometer dari SMA Negeri 1 Kota Bogor yakni di Gang Selot, Kelurahan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Bima Arya menyebut tindakannya ini merupakan respons atas aduan masyarakat yang menyebut adanya dugaan manipulasi domisili calon siswa agar lolos dan diterima di SMA 1 Negeri Kota Bogor melalui sitem zonasi. Sekadar diketahui, SMA Negeri 1 Kota Bogor merupakan salah satu sekolah favorit di Kota Bogor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini aduan dari warga, mungkin sejak seminggu yang lalu. Makanya hari ini kita cek langsung ke lokasi, saya kumpulkan datanya, ada 3 alamat yang diindikasikan menjadi alamat titipan, tadi indikasinya sangat kuat kalau anak-anak itu tidak tinggal di situ," papar Bima ditemui di Balai Kota Bogor, Jum'at sekitar pukul 21.30 WIB.
"Tadi itu yang terbongkar dugaan manipulasi alamat itu ada 3 nama," tambah Bima.
Pantauan di lokasi, Bima Arya yang didampingi oleh Kadisdik Kota Bogor, Kadisdukcapil Kota Bogor, Camat Bogor Tengah dan Lurah Paledang, mendatangi satu per satu alamat calon siswa SMA Negeri 1 Kota Bogor yang diduga dimanipulasi. Alamat ketiga calon siswa tersebut berada di Gang Selot, Kelurahan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Kepada setiap penghuni rumah, Bima Arya menanyakan langsung kebenaran data calon siswa. Tidak hanya menanyakan penghuni rumah, Bima Arya juga memastikan data dan alamat calon siswa kepada Ketua RT setempat.
Seorang pemilik rumah sempat berusaha berkelit dan meyakinkan Bima Arya bahwa anak calon siswa SMA benar-benar berdomisili di tempat tersebut. Walaupun akhirnya, diakui bahwa anak calon siswa tersebut hanya menumpang alamat kepada salah satu warga. Sementara alamat asli orang tua calon siswa berada di daerah lain.
"Hasil temuannya adalah anak itu tidak tinggal di situ. Kedua adalah tidak ada di kartu keluarga yang asli, yang awal, hanya keterangan domisili," terang Bima.
Politikus PAN itu menyebut harus ada sikap tegas terkait tindakan manipulasi domisili yang dilakukan orangtua atau oknum lainnya hanya agar anaknya masuk sekoah favorit.
"Kalau menurut saya kita harus tegas, ini sudah maladministrasi, adalah soal norma, masa anak-anak diajarkan cara begitu (manipulasi data), kalau saya ingin ada cara yang tegas," katanya.
Bima Arya meminta calon peserta yang memanipulasi data alamat didiskualifikasi. "Saya minta (calon siswa) ini harus digugurkan, nanti kita lihat secara administratif, minimal didiskualifikasi. Kita akan rekomendasikan ke Pemprov Jabar untuk didiskualifikasi," tambah Bima.
Simak Juga "Cara SMA 8 Jakarta Hindari Antrean Panjang PPDB Zonasi":
(gbr/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini