1 Kejadian Beda Kesaksian, Ini Daftar Pertentangan Saksi 01 vs 02 di MK

Round-Up

1 Kejadian Beda Kesaksian, Ini Daftar Pertentangan Saksi 01 vs 02 di MK

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 22 Jun 2019 07:19 WIB
Sidang PHPU Pilpres 2019 di MK (Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Jakarta - Dua kesaksian berbeda disampaikan saksi kubu Jokowi dan Prabowo di sidang MK soal training of trainer (ToT) TKN Jokowi. Apa saja perbedaannya?

ToT yang dimaksud merupakan pelatihan yang diadakan oleh TKN Jokowi-Ma'ruf untuk para saksi pada 20-21 Januari 2019, di sebuah hotel di Kelapa Gading, Jakarta Utara. ToT ini pertama kali disinggung oleh saksi yang dihadirkan oleh Tim Hukum 02 Hairul Anas Suaidi dalam sidang MK pada Kamis (20/6/2019). Hairul Anas mengaku ditugaskan Partai Bulan Bintang (PBB) untuk mengikuti ToT itu. Dalam kesaksiannya, Hairul Anas mempersoalkan beberapa materi yang disampaikan dalam ToT tersebut.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Tim Hukum 01 menghadirkan Anas Nashikin yang merupakan Tenaga Ahli dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di DPR pada Jumat (21/6/2019). Anas Nashikin mengatakan dalam ToT TKN Jokowi-Ma'ruf dia bertindak sebagai panitia, pemateri dan moderator. Dalam kesaksiannya, Anas Nashikin memberikan kesaksian yang berbeda dengan Hairul Anas.

Berikut daftar pertentangannya:

Soal Kehadiran Hairul Anas dalam ToT

- Versi Hairul Anas: Datang dan Ikut Sampai Selesai

1 Kejadian Beda Kesaksian, Ini Daftar Pertentangan Saksi 01 vs 02 di MKFoto: Hairul Anas Suaidi (Youtube Vasco Ruseimy)


Dalam kesaksiannya, Hairul Anas mengatakan dirinya hadir dalam ToT yang digelar oleh TKN. Kala itu, dirinya diutus oleh PBB.

"Jadi saya adalah caleg dari Partai Bulan Bintang yang merupakan pendukung paslon 01, kemudian saya ditugaskan hadir training saksi pada 20 dan 21 Januari di Kelapa Gading, di salah satu hotel, Hotel El Royal, dan saya hadir diutus wakil PBB," papar Hairul Anas.

Kemudian, Hakim I Dewa Gede Palguna bertanya apakah Hairul Anas mengikuti acara tersebut hingga selesai. Hairul Anas menegaskan, dirinya mengikuti acara itu sampai selesai.

"Saudara ikut materi sampai selesai?" tanya Hakim Palguna.

"Iya," imbuh Hairul Anas.

- Versi Anas Nashikin: Hairul Anas Tak Ada dalam Daftar Peserta dan Belum Hadir

1 Kejadian Beda Kesaksian, Ini Daftar Pertentangan Saksi 01 vs 02 di MKFoto: Saksi dari Jokowi-Ma'ruf, Anas Nashikin di sidang MK (Youtube MK)

Sementara itu, Anas Nashikin mengatakan Hairul Anas Suaidi, tak ada dalam daftar peserta saat pemaparan 'Kecurangan Bagian dari Demokrasi'. Namun, Anas Nashikin kemudian mengecek nama Hairul Anas.

"Saya tanya teman-teman, apa benar ada peserta nama itu (Hairul Anas Suaidi), setelah dicek tidak ada di dalam peserta," kata Anas Nasikhin.

"Kemudian kita cek di surat rekomendasi dari partai ternyata ada nama 'Hanas'. Kita crosscheck apa benar itu, saya sempat tanya ke teman 1 partai dan memang itu anaknya," imbuhnya.


Walaupun nama Hairul tak ada dalam daftar hadir, dia mengatakan ada kemungkinan Hairul tetap ikut materinya. Anas juga mengatakan ada kemungkinan Hairul tetap bisa membawa bahan dari lokasi materi hingga via link download yang dibagikan ke setiap ToT. Setelah mengecek ke sesama peserta, Hairul disebut belum hadir ketika materi 'Kecurangan Bagian Demokrasi' dipaparkan.

"Saat saya sampaikan materi, dia belum hadir di forum," ucapnya.

Soal Maksud 'Kecurangan Bagian dari Demokrasi'

- Versi Hairul Anas: Membuat Dirinya Tak Nyaman

Saat menjadi peserta ToT, Hairul Anas mengaku melihat satu slide berjudul 'Kecurangan Bagian dari Demokrasi'. Dia mengatakan materi ini ditayangkan saat Moeldoko menjadi pembicara.

"Saya mendapatkan materi pelatihan 2 hari, itu di mana ingatan saya, juga ada slide-nya pertama adalah ada satu slide materi 'Kecurangan Bagian dari Demokrasi', materi ini di-upload ke suatu drive, dan ditayangkan pada saat Bapak Moeldoko, kalau tidak salah," katanya.


Hairul Anas menjelaskan kalau slide tersebut membuatnya kaget dan tak nyaman. Dia menyebut judul slide tersebut menggangu nilai-nilai demokrasi.

"Ini adalah halaman slide yang bagi saya sebagai caleg mengagetkan. Dari teman-teman PBB, juga kaget kalau ini (kecurangan) bagian dari demokrasi. Maka kami keberatan sebetulnya dan sejak itu saya merasa tidak nyaman tapi karena ditugaskan partai dan saya akan ikuti sampai selesai," ujarnya.

- Versi Anas Nashikin: Untuk Mengagetkan

Berbeda dengan Hairul Anas, Anas Nasikhin mengatakan materi itu memang sengaja ditulis guna mengagetkan peserta. Dengan begitu, lanjut dia, materi jadi menarik perhatian.

"Jadi begini, Yang Mulia, materi ini mesti dipahami secara utuh. Kalau Yang Mulia lihat di dalam slide itu dan lihat di slide-slide berikutnya, maka memang itu sengaja ditulis begitu untuk mengagetkan biar ada perhatian," kata Anas Nashikin.

Selain itu, Anas Nashikin mengatakan bahwa kecurangan merupakan sesuatu yang niscaya. Kendati demikian, pihaknya tidak mau menuduh siapa pun.

"Kita ingatkan bahwa kecurangan itu sesuatu yang niscaya, kita tidak mau menuduh siapa pun, tapi itu niscaya karena itu kita perlu mengantisipasinya agar di dalam pemilu yang akan datang.... Maksud itu waktu itu kita sampaikan yang akan datang," ujar dia.

Soal Istilah Aparat Tidak Netral Ganjar

- Versi Hairul Anas: Saksi Di-back up Aparat

Hairul Anas lantas mengatakan saat itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi pembicara dengan menampilkan materi lembaga survei elektabilitas Jokowi. Pada saat pemaparan itulah Ganjar memetakan ada 7 provinsi rawan dan melontarkan pernyataan 'aparatur tidak netral'.

"Pak Gubernur itu mengatakan bahwa pemenangan itu, yang saya ingat itu bahwa 'aparatur itu sebaiknya nggak netral'. Jadi beberapa kali disampaikan, 'netral buat apa?', dengan suara yang agak kencang, dan berkali-kali sekitar 3 atau 4 kali," kata Hairul Anas.

Namun, Hairul Anas menjelaskan soal aparat yang disebut oleh Ganjar. Dia mengatakan bahwa yang dimaksud sebagai aparat bukanlah saksi.

"Karena saksi yang hadir bukan pejabat (aparat). Jadi nggak arahan ke sana (arahan tidak netral). Hanya beri semacam kepercayaan diri," ujarnya.

"Jadi aparat netral buat apa gitu. Jadi semacam kita (saksi) udah di back-up aparat, artinya kita confidencelah," ujarnya.

- Versi Anas Nashikin: Saksi 01 Merupakan Aparat 01

Sedangkan Anas Nashikin menyebut saksi merupakan bagian dari aparat. Tetapi, dia mengartikan saksi sebagai aparat partai.

"Kalau yang saya tangkap itu begini. Saksi itu bagian dari aparat. Kalau saksi partai itu aparat partai, kalau saksi 01 itu bagian dari aparat, jadi saksi bukan berarti tidak melakukan apa-apa, tetapi justru bekerja sungguh-sungguh baik sebelum atau sesudah hari H," ucapnya.

"Kalau saksi partai, dia adalah aparat partai. Kalau saksi 01, dia adalah aparat 01," tegasnya.


Soal Istilah Radikal dan Ekstrim

- Versi Hairul Anas: Strategi Untuk Kalahkan 02

Saat dicecar pertanyaan oleh Ketua Tim Hukum 02 Bambang Widjojanto (BW), Hairul Anas juga menyebut ada istilah soal radikal dan ekstrim. Hairul Anas menjelaskan bahwa diksi itu dibahas dalam materi ToT sebagai strategi untuk mengalahkan kubu 02. Diksi ini sempat disampaikan oleh Moeldoko.

"Ya 02 itu diidentikkan misalnya, ekstrem, radikal. itu gampang saja, kalau untuk menang begitu saja," kata Hairul Anas.

"Ya memang diksinya anti-bhinneka dan khilafah. Kan memang sudah umum kan medsos gitu. Menurut saya isunya berbau isu-isu medsos," sambungnya.


- Versi Anas Nashikin: Untuk Kewaspadaan

Sedangkan Anas Nashikin juga menjawab soal isu radikalisme yang juga diangkat dalam materi ToT. Anas ditanya oleh Tim Hukum 02 Nasrullah terkait konteks diksi radikalisme.

"Saksi kami mendengar ada diksi 'kita sudah di-back-up aparatur. Kedua ada diksi Pak Ganjar dan Pak Moeldoko soal radikal, ekstrim, pro-khilafah, anti-Pancasila, anti-kebhinekaan. Saudara dengar narasi itu?" tanya Nasrullah.

"Justru yang saya ingat yang beliau (minta) waspadai isu-isu radikalisme. Saya kurang ingat kalau islam radikal, isu khilafah. Itu yang saya ingat," jawab Anas Nashikin.

Apakah Moeldoko Memberikan Materi?

- Versi Hairul Anas: Moeldoko Memberikan Materi

Saat menjadi peserta ToT, Hairul Anas mengaku melihat satu slide berjudul 'Kecurangan Bagian dari Demokrasi'. Dia menyebut materi ini ditayangkan saat Moeldoko menjadi pembicara.

"Saya mendapatkan materi pelatihan 2 hari, itu di mana ingatan saya, juga ada slide-nya pertama adalah ada satu slide materi 'Kecurangan Bagian dari Demokrasi', materi ini di-upload ke suatu drive, dan ditayangkan pada saat Bapak Moeldoko, kalau tidak salah," katanya.

- Versi Anas Nashikin: Moeldoko Hanya Orasi

Terkait Moeldoko, Anas Nashikin menyatakan bahwa Moeldoko tidak menyampaikan materi. Saat itu, kata dia, Moeldoko hanya memberikan orasi.

"Beliau tidak. Orasi memberikan semangat dan motivasi-motivasi," katanya.

Tetapi kala itu Anas Nashikin kembali ditegur oleh Hakim Saldi Isra soal materi Moeldoko. Pasalnya, dia sempat menyebut Moeldoko menyampaikan materi lewat slide. Namun, Anas kemudian meminta maaf dan menegaskan Moeldoko tidak menyampaikan materi lewat slide.

"Mohon maaf, salah. Pak Moeldoko tidak memberikan slide," ujarnya.

Soal Kehadiran Hasto

- Versi Hairul Anas: Hasto Menyampaikan Materi

Ketika ditanya oleh BW terkait siapa saja yang hadir dan dan menyampaikan materi, Hairul Anas salah satunya menyebut nama Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto. Hasto dalam materinya disebut memakai juga memakai diksi radikal.

"Saya nggak bisa katakan semua narsum. Yang ingat ini Pak Hasto dan Pak Gubernur Jateng (Ganjar Pranowo). Kalau yang lain materinya cukup bagus," katanya.


- Versi Anas Nashikin: Tidak Yakin Soal Materi yang Disampaikan Hasto

Sedangkan, Anas Nashikin mengatakan Hasto hadir tapi dia tidak yakin apakah Hasto memberikan materi. Kesaksian tersebut dia sampaikan ketika ditanya oleh Tim Hukum 02, Iwan Satriawan.

"Ir Hasto Kristianto, ikut jadi pemateri?" tanya Iwan.

"Ikut hadir tapi saya tidak ada di tempat. Saya di lokasi tapi kadang-kadang saya tinggalkan ruang acara," kata Anas.

Iwan masih memastikan apakah Hasto memberikan materi atau tidak. Alasannya, ada slide atas nama Hasto. Anas beralasan, ada pula pemateri yang memberikan slide tapi tidak bicara dalam pelatihan.

"Saya tidak mengikuti, kemungkinan beliau (Hasto-Red) menyampaikan materi," ucap Anas.


Sidang Usai, Tim Jokowi-Prabowo Foto Bareng dan Cairkan Suasana:

Halaman 2 dari 2
(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads