Saksi 01 Jelaskan soal Pesan Ganjar ke Aparat, BPN: Masyarakat Bisa Nilai

Saksi 01 Jelaskan soal Pesan Ganjar ke Aparat, BPN: Masyarakat Bisa Nilai

Yulida Medistiara - detikNews
Jumat, 21 Jun 2019 13:53 WIB
Kawendra Lukistian (Yulida Medistiara/detikcom)
Jakarta - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyoroti penjelasan saksi kubu 01, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Anas Nashikin, tentang pesan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ke aparat yang disoal saksi dari tim 02, Hairul Anas Suaidi. Menurut BPN, seharusnya Anas bisa menjelaskan lebih detail konteks ucapan Ganjar dalam acara TOT.

"Terutama ketika dia berbicara sebagai ketua panitia seperti apa tahu posisinya dia konteks-konteks yang dihadirkan di TOT (training of trainers) itu seperti apa. Dia harusnya bisa menjelaskan lebih dalam lagi karena kan tadi digali juga oleh tim kuasa hukum kami," kata jubir BPN Prabowo-Sandiaga, Kawendra Lukistian, di Media Center BPN Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Jumat (21/6/2019).

Dia pun menilai masyarakat bisa menilai penjelasan dari Anas. Kawendra menyebut slide atau pemaparan Ganjar itu bisa diunduh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Masyarakat bisa menilai itu. Tapi yang jelas paparan kan slide-nya bisa diunduh. Di situ dijelaskan bagaimana memberikan arahan terbaik bagi para saksi yang akan bertugas. Di mana terpampang foto kepala daerah saya juga nggak hafal mana aja artinya menjelaskan di sana kalau aparat netral buat apa itu kan lucu itu," katanya.

Kawendra meyakini gugatan tim Prabowo terkait kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif semakin terbukti dengan adanya kesaksian dari tim Jokowi. Dia meminta kesaksian dari timnya tidak dikesampingkan karena juga hadir dalam training tersebut.

Dia menyebut nantinya tim Prabowo akan menyimpulkan keterangan saksi-saksi sehingga mampu menguatkan permohonannya. Kawendra menyerahkan pada hakim untuk menilai keterangan apakah gugatannya dikabulkan.

"Ini kan yang bisa mengkorelasikan ini adalah kuasa hukum kami, dia akan menggali lebih jauh dari pernyataan-pernyataan yang disampaikan tadi, terutama ketika nanti hakim pasti kan juga punya pertimbangan sendiri, nyambung atau tidak kan kita bisa lihat dari saksi yang sebelumnya bagaimana deklarasi dari kepala-kepala daerah, ini kan korelasinya ada," ujarnya.

"Apalagi nanti kan ada risalah persidangan, hakim pasti menggali dari situ, hakim pasti akan mencerna lebih jauh lagi," imbuhnya.

Sebelumnya, caleg PBB, Hairul Anas Suaidi, yang dihadirkan tim hukum Prabowo-Sandiaga sebagai saksi dalam sidang gugatan hasil Pilpres di MK, bicara pesan dari Ganjar Pranowo ke aparat. Dia menyebut Ganjar meminta aparat sebaiknya tak netral dalam Pemilu 2019.

Awalnya, Hairul Anas menjelaskan rangkaian acara ketika Ganjar bicara hal itu. Dia lalu mengatakan saat itu Ganjar menjadi pembicara dengan menampilkan materi lembaga survei elektabilitas Jokowi. Pada saat pemaparan itulah Ganjar memetakan ada 7 provinsi rawan untuk pemenangan Jokowi.



"Pak Gubernur itu mengatakan bahwa pemenangan itu, yang saya ingat itu bahwa 'aparatur itu sebaiknya nggak netral'. Jadi beberapa kali disampaikan, 'netral buat apa?', dengan suara yang agak kencang dan berkali-kali sekitar 3 atau 4 kali," kata Hairul Anas saat persidangan di gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (20/6) dini hari.

"Di hari kedua, sesi pagi disampaikan bahwa aparat sebaiknya yang membela 01, ya kita harus confidence, dalam hal ini 01, bahwa aparat itu sudah mendukung, dan kalau netral buat apa," sambungnya.

Sementara itu, dalam persidangan di MK hari ini, saksi dari kubu 01 Anas Nashikin menjelaskan aparat yang dimaksud adalah saksi dari parpol dan TKN Jokowi-Ma'ruf. Dia mengaku kurang tahu apakah ada ucapan Ganjar yang dipersoalkan oleh Hairul Anas pada hari sebelumnya.


Simak Juga "Saksi Tim Jokowi Jawab Materi Ganjar di Pelatihan":

[Gambas:Video 20detik]

(yld/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads