Awalnya anggota tim hukum Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Iwan Satriawan, menanyakan tentang pemilihan diksi 'kecurangan adalah bagian demokrasi' yang ditaruh Anas pada awal materi yang dibawakannya. Anas yang duduk sebagai saksi dalam sidang itu pun memberikan penjelasan.
"Jadi pada saat penyusunan dulu situasinya tidak seserius ini sebetulnya," kata Anas mengawali penjelasannya dalam persidangan di MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jumat (21/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kira-kira gitu, jadi ini kecurangan, jenisnya ini ini ini, jadi dalam pemilu itu ada kecurangan, jenisnya kecurangan sebelum, kecurangan hari H, kecurangan pascapemilu dan kalian harus antisipasi, pakai apa? Pakai aplikasi yang namanya Jamin. Runutan materi itu disampaikan agar peserta memahami bahwa dengan cara pengorganisasian saksi dibantu aplikasi Jamin maka akan tercipta pemilu yang terhindar dari kecurangan," sebut Anas.
"Jangan dibalik. Kalau dibalik kan bahaya," imbuh Anas.
Anas menyebut bahaya yang dimaksudnya itu dengan slogan iklan obat batuk lagi yaitu bila orang meminum obat batuk maka akan batuk. "Itu kan jadi bahaya namanya," kata Anas yang disambut tawa.
Namun Iwan tetap menyampaikan bila pemilihan diksi harus diperhatikan agar tidak menjadi tafsir yang berbeda. Membalas itu, Anas mengatakan bila materi 'kecurangan adalah bagian dari demokrasi' sengaja ditaruh di awal presentasi untuk menarik perhatian peserta.
"Slide itu memang kami maksudkan agar memberikan perhatian, keterkejutan, kok bisa gitu. Maka kita jelaskan setelah itu, agar peserta memberi perhatian. Di situlah kita terangkan," kata Anas.
(dhn/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini