Pantauan detikcom di lokasi, rombongan BW datang ke MK untuk sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) sekitar pukul 08.30 WIB menggunakan bus. Karena Jalan Medan Merdeka Barat ditutup barrier dan kawat berduri, bus tak bisa melintas.
BW dan rombongan turun, lalu melihat dua lapis kawat berduri di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan Museum Gajah. Seharusnya dia memutar ke Jalan Abdul Muis, namun dia memilih melewati celah di antara kawat berduri dan Monas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Setelah melewati satu kawat berduri, dia harus melewati kawat berduri lainnya di depan Museum Gajah. Namun dia tidak perlu repot-repot menyelip, dia melewati satu pintu museum, kemudian keluar di pintu lainnya.
BW mengaku tak berbalik arah karena Jalan Abdul Muis macet. Selain itu, dia merasa tidak diberi tahu ada pemblokiran jalan.
"Kalau kamu lewat (Jalan) Abdul Muis, saya datang ke sini jam 10.00 kenapa gitu? Macet banget di situ. Makanya kami masuk, eh kami ini tim lawyer. Macet, Bos... macet.... Yang paling menarik, kita nggak pernah ada pemberitahuan," kata BW di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (18/6/2019).
Setelah massa demonstrasi kawal MK bubar, kawat berduri di Jalan Medan Merdeka Barat dibuka sekitar pukul 16.30 WIB. Kendaraan pribadi dan TransJakarta pun bisa melintasi jalan tersebut. Kawat berduri di sekitar gedung MK pun sudah dirapikan.
Selepas sidang, BW meninggalkan MK sekitar pukul 19.30 WIB. Dia melenggang menuju pintu belakang MK di Jalan Abdul Muis.
Tak lama menunggu, bus jemputan BW datang. Dia beserta rombongan pun meninggalkan MK.
Tonton video MK Minta BW Jangan Drama soal Saksi:
(aik/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini