"Yang penting adalah kita akan evaluasi juga, kita mencari yang lebih baik dan pasti lebih baik ya. Jadi kita evaluasi apa yang termasuk kita juga dengarkan dari luar ya bukan dari dalam saja, antara lain TPPU-nya masih lemah kan," kata Ketua Pansel Capim KPK Yenti Ganarsih di gedung KPK, Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (12/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu pasti kita akan cari yang TPPU-nya yang lebih mau agar asset tracing itu lebih (baik) ya. Kan yang sekarang misalnya BLBI baru akan aset tracing ke TPPU ya. kita akan cari seperti itu," sebutnya.
Selain itu, Yenti juga mendorong dari intenal KPK agar ada yang mendaftar sebagai calon pimpinan. Pihak internal itu bisa dari komisioner, penasihat ataupun staff.
"Kita tadi ke sini itu selain minta tracking, minta masukan, juga kita mendorong siapa yang mau bagus, mau dicalonkan. Bahkan tadi selain dari komisioner juga ada beberapa katanya penasihat, kemudian dari staf yang lain juga ada," ucap Yenti.
Baca juga: Babak Baru Kasus BLBI |
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang sendiri mengatakan penanganan kasus TPPU di KPK memang belum intens. Menurutnya, salah satu yang membuat hal itu belum maksimal adalah penanganan TPPU butuh banyak ahli.
"Harus diakui kita belum Intens, karena memang itu kembali lagi ahli-ahlinya perlu banyak, makanya kita ngitungnya hati-hati. Kemarin BPK juga nyoroti kita soal barang sitaan juga kan, aku itu perlu banyak orang, perlu banyak model, perlu banyak sistem bertahap menjelaskannya," kata Saut.
Tonton video Seleksi Capim KPK, Pansel Dengar Masukan Pimpinan KPK:
(ibh/haf)











































