"Sebut saja namanya, kita nggak usah berandai-andai, berinisial-inisial 'teman-teman', maksudnya apa? Zaman sekarang itu zaman terang benderang, sebut saja namanya," ujar Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, Kamis (30/5/2019).
Dikatakan Andre, BPN tidak mengerti maksud 'teman' yang diungkapkan Menhan Ryamizard. Andre lalu menegaskan BPN Prabowo-Sandi dan pendukungnya telah berkomitmen menempuh jalan konstitusional terkait hasil Pilpres 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Andre mengungkapkan, jika yang dimaksud Ryamizard teman yang membuat keributan itu adalah kalangan kubu 02, tudingan tersebut tidak tepat.
"Kurang tepat (kalau yang dimaksud pendukung Prabowo atau Prabowo), BPN semua cinta NKRI, BPN itu semua pendukung Pak Prabowo dan Bang Sandi berkomitmen kepada NKRI, Pancasila, dan UUD 1945. Jadi saya nggak paham maksudnya Pak Menhan itu, kalau Pak Menhan punya data, silakan dibuka saja. Kalau ada proses hukum yang salah, kalau ada orang yang pelaku makar ya proses saja, kalau memang ada yang salah, tapi tolong jangan dicari-cari kesalahan," imbuhnya.
Demikian halnya kerusuhan yang terjadi pada aksi 22 Mei lalu. Sebagai anggota BPN, Andre meminta pemerintah mengusut dalang di balik kerusuhan itu.
"Silakan dibentuk saja tim pencari fakta, tidak usah membangun opini, yang jelas aksi yang dilakukan pendukung Prabowo-Sandi itu dilakukan secara damai, dan itu juga diimbau oleh Pak Prabowo dan Bang Sandi, dan itu dilakukan secara konstitusional dan tidak anarkis, kalau kita lihat mereka demo sampai 12 Mei malam itu mereka membubarkan diri, abis tarawih, tausiah, buka bersama, kan aman dan damai," tuturnya.
"Tapi kalau setelah itu ada orang yang datang, bertato seperti yang disampaikan pihak kepolisian, bau alkohol, ingin mencari kerusuhan, saya rasa itu bukan pendukung Prabowo-Sandi. Jadi kalau ada yang bertato, bau alkohol, bergaya preman, silakan polisi ungkap mereka, silakan proses hukum," lanjutnya.
Baca juga: Wanti-wanti Tanpa Kompromi Ala Menhan |
Sebelumnya, Ryamizard menilai pihak yang membuat keributan saat ini bukanlah musuh bangsa. Musuh bangsa sebenarnya, menurut Ryamizard, adalah kelompok-kelompok teroris.
"Polisi sudah baik, sudah capek, banyak korban. Kalau saya bicara, tidak ada lagi negosiasi, tidak ada lagi berunding-berunding. Yang ada harus diselesaikan dengan baik. Apa pun untuk negara dan bangsa. Saya selama ini tidak ada musuh kok, teman semua. Musuh saya, musuh TNI, musuh negara, misalnya, teroris. Yang ribut-ribut ini bukan musuh, tapi teman," kata Ryamizard di kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Kamis (30/5).
Problematika Hukum dan Demokrasi Indonesia Usai Pemilu:
(nvl/fai)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini