Sebab Ryamizard melihat kubu-kubu yang menciptakan ketegangan sebenarnya adalah kawan sendiri, bukan musuh. Bagi Ryamizard, musuh bangsa sebenarnya adalah kelompok-kelompok teroris.
"Saya selama ini tidak ada musuh kok, teman semua. Musuh saya, musuh TNI, musuh negara misalnya teroris. Yang ribut-ribut ini bukan musuh, tapi teman," kata Ryamizard di kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Kamis (30/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ajak semua pihak yang kurang puas untuk tidak melakukan kerusakan. Yang susah bukan (kubu) 01 atau 02, rakyat kok rugi. Ada yang mati," ujar mantan Kepala Staf TNI AD ini.
Namun bila ada kelompok tertentu yang mengganggu kedaulatan negara dan keutuhan bangsa, maka Ryamizard tidak akan kompromi. Apa langkah Menhan?
Menhan menyebut bibit-bibit yang bisa memecah belah bangsa itu akan berhadapan langsung dengannya. Tak tanggung-tanggung, sebagai seorang Menhan, Ryamizard memiliki kekuatan untuk mengatasi itu.
"Kalau sekarang masih polisi (yang menangani situasi), mana kala itu sudah berubah situasinya, sudah mengganggu kedaulatan negara dan keutuhan negara, termasuk di situ ada masalah ideologi, hancur negara karena (masalah) ideologi mengganggu keselamatan bangsa, saya harus turun tangan," tegas dia.
Untuk itu, Ryamizard mengimbau semua pihak untuk benar-benar menjaga ketertiban bangsa. Bila muncul kerusuhan seperti pada 21-22 Mei 2019, menurutnya, yang merugi adalah masyarakat.
"Masa negara demokrasi mau bunuh-bunuhan. Janganlah. Sekali lagi saya berharap tidak terjadi kerusuhan. Kasihan rakyat. Yang susah bukan 01 atau 02. Rakyat kok yang rugi," kata Ryamizard.
"Saya imbau, sebagai Menteri Pertahanan, jangan sampai terpaksa turun. Kalau turun, alat saya TNI, alat pertahanan negara. Jadi kalau saya turun, tidak ada lagi negosiasi. Saya selesaikan sebaik-baiknya," imbuh Ryamizard.
OPM Tantang Perang, Menhan RI: Dia Jual, Kita Beli!:
Halaman 2 dari 2