"Saya memahami pernyataannya Pak Menhan sebagai bentuk kewaspadaan terhadap adanya potensi yang dapat mengganggu kedaulatan negara, antara lain paham-paham radikal yang dapat melahirkan tindakan terorisme. Potensi itu memang nyata," ujar juru bicara TKN Jokowi-Amin, Ace Hasan Syadzily, Kamis (30/5/2019).
Ace mengungkapkan, pasca-Pemilu 2019, ada pihak-pihak yang hendak memanfaatkan situasi politik Indonesia dengan tujuan infiltrasi ke NKRI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Ace mengungkapkan pihak yang hendak memanfaatkan situasi politik Indonesia pasca-pemilu itu anti terhadap demokrasi dan tidak percaya pada sistem demokrasi yang dianut di Indonesia.
"Tapi justru mereka memanfaatkan demokrasi untuk menyebarkan ideologi mereka dan bahkan mendorong bangsa ini untuk tidak stabil. Dengan begitu, instabilitas politik ini akan dimanfaatkan untuk kepentingan politik mereka," tuturnya.
Baca juga: Wanti-wanti Tanpa Kompromi Ala Menhan |
Sebelumnya, Ryamizard menyoroti kondisi bangsa Indonesia terkini. Ryamizard menilai pihak yang membuat keributan saat ini bukanlah musuh bangsa. Musuh bangsa sebenarnya, menurut Ryamizard, adalah kelompok-kelompok teroris.
"Polisi sudah baik, sudah capek, banyak korban. Kalau saya bicara, tidak ada lagi negosiasi, tidak ada lagi berunding-berunding. Yang ada harus diselesaikan dengan baik. Apa pun untuk negara dan bangsa. Saya selama ini tidak ada musuh kok, teman semua. Musuh saya, musuh TNI, musuh negara, misalnya, teroris. Yang ribut-ribut ini bukan musuh, tapi teman," kata Ryamizard di kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Kamis (30/5).
Problematika Hukum dan Demokrasi Indonesia Usai Pemilu: (nvl/fai)