Seorang pria bernama Wardani membuat geger warga Sawangan, Depok, karena mengaku sebagai Imam Mahdi. Pria yang bekerja sebagai sekuriti itu juga semakin mengejutkan karena memiliki sebuah musala yang berbentuk seperti Ka'bah.
Gelar Imam Mahdi itu terungkap setelah muncul undangan open house halalbihalal pada 2 Syawal 1440H/Kamis, 6 Juni 209, di kediaman Wardani di Jalan H Sulaiman, Kampung Perigi, Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Depok. Undangan tersebut kemudian membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Depok turun tangan.
MUI bersama polisi dan aparat dari Kecamatan Sawangan kemudian melakukan pertemuan pada Rabu (29/5) malam di kantor Kecamatan Sawangan. Wardani juga dihadirkan dalam pertemuan itu dan diinterogasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
MUI kemudian memberikan peringatan kepada Winardi. Pria asal Blora, Jawa Tengah, itu pun diminta bertobat dan mengucap dua kalimat syahadat.
"Kami tentang itu, mungkin kayak jin atau setan yang mau kacaukan Ramadhan," lanjutnya.
Dalam pertemuan itu, Winardi juga diminta menghentikan segala aktivitas yang berkaitan dengan perkumpulannya 'Trisula Weda'. Dia juga diminta mengubah warna cat tembok pada musala yang menyerupai Ka'bah.
"Saya mengakui, demi Allah saya bertobat kepada Allah dengan sungguh-sungguh dan meninggalkan semua ajaran yang telah saya ajarkan kepada murid-murid saya," ucap Winardi dituntun oleh MUI Depok, seperti dilihat detikcom dalam sebuah video, Kamis (30/5/2019).
Istri Winardi, Triani (44), menyebut gelar Imam Mahdi pada suaminya itu bukan atas kemauan sang suami. Namun para pengikut Wardani-lah yang menyebutnya sebagai Imam Mahdi.
Triani mengungkap suaminya mendapat julukan Imam Mahdi karena bisa mengobati orang. Sejumlah pasien percaya Wardani bisa mengobati segala macam penyakit.
"Memang tadinya di sini, mohon maaf, tadinya saya cuma nolongin orang secara gratis. Namanya di situ, 'Tuh orang yang batinnya sakit, bukan cuma lahir doang'. Ada yang cocok, ada yang nggak. Di sini untungnya yakin gitu. Kalau yakin mah, sembuh insyaallah, ikhlas, gratis. Namanya orang sakit, daripada ke dokter, mahal," jelas Triani saat ditemui di rumahnya di Jalan H Sulaiman, Perigi, Bedahan, Sawangan, Depok, Kamis (30/5/2019).
Triani mengatakan, tidak ada aktivitas menyesatkan yang dilakoni oleh suami dan para pengikutnya. Menurut Triani, kegiatan ibadah yang dilakukan oleh perkumpulan 'Trisula Weda' sesuai dengan ajaran Islam.
"Nggak ada yang aneh-aneh, salat juga 5 waktu. Terus diajari salat ba'da wudu, qobliatal, ba'diah, di sini tuh sunah-sunah diajarin. Salat malam, tahajud, witir, salat taubat, salat taubat pagi suka ada, duha. Itu taubat tuh sewaktu-waktu suruh jalanin, itu kalau yang sakitnya parah. Kita mintanya sama Allah," sambungnya.
Meski begitu, Triani hanya bisa pasrah ketika MUI memerintahkan sang suami untuk menghentikan segala aktivitas ajarannya itu. Dengan begitu, kegiatan open house juga dipastikan batal.
"Untuk halal bihalal tanggal 2 Syawal 1440 H ditiadakan. Jadi untuk sementara ini tutup," kata Triani.
Wardani juga akan membubarkan pengikutnya. Namun, Triani meminta agar musalanya tidak dihancurkan. Dia bersedia mengubah warna cat tembok dinding musala, seperti yang telah disepakati.
Namun, hingga Kamis (30/5) sore, cat musala itu belum berubah. Triani meminta waktu hingga seminggu untuk mengecat ulang musala tersebut.
Kapolsek Sawangan Kompol Suprasetyo mengatakan pihaknya akan memantau kegiatan di rumah Wardani. Sementara dia mengimbau masyaakat untuk melapor ke polisi manakala melihat kegiatan mencurigakan di rumah Wardani.
"Iya akan kita pantau terus supaya tidak menimbulkan gangguan kamtibmas. Kepada masyarakat juga diminta agar tidak main hakim sendiri, lapor ke kita kalau ada hal-hal yang mencurigakan," kata Suprasetyo.
Ngaku Imam Mahdi, Guru Ngaji Digeruduk Warga: