"Dari sisi psikologi, konten Atta Halilintar tidak layak untuk diakses siswa SD. Sebaiknya diberi wacana pendidikan karakter," ujar Firman kepada detikcom di Serang, Banten, Selasa (28/5/2019).
Dari sisi konten, memang menurutnya itu tidak jadi masalah. Ini dinilai pertanyaan wacana untuk menguatkan pemahaman siswa. Tapi wacana tersebut juga belum layak diberikan untuk siswa SD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dari sisi bahasa, soal yang diberikan juga ditemukan unsur bahasa asing yang masih belum dipahami siswa SD. Sebaiknya, pembuat soal memakai bahasa yang sederhana.
"Dari sisi latar belakang budaya, konten Atta Halilintar lepas dari budaya keseharian di Kota Serang," paparnya.
Menurutnya, pembuat soal bisa saja mengeksplorasi wacana yang lebih bersifat kebudayaan lokal. Apalagi Kota Serang dekat dengan wacana misalkan tentang Kesultanan Banten atau kehidupan dan budaya masyarakat Baduy. (bri/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini