Ma'ruf Amin: Indonesia Negara Damai, Tak Boleh Gunakan Ayat Perang

Ma'ruf Amin: Indonesia Negara Damai, Tak Boleh Gunakan Ayat Perang

Jefrie Nandy Satria - detikNews
Kamis, 23 Mei 2019 22:04 WIB
Foto: Ma'ruf Amin (Lisye Sri Rahayu/detikcom)
Jakarta - Supaya kedamaian tetap terjaga, penyampaian materi keagamaan perlu sesuai dengan kondisi. Calon wakil presiden Ma'ruf Amin menyampaikan, ayat-ayat Alquran yang turun pada masa perang tidak boleh digunakan untuk menimbulkan kegaduhan pada masa damai.

"Indonesia negara damai. Maka tidak boleh menggunakan ayat-ayat perang. Ini juga perlu diluruskan. Jadi sebenarnya memahami," kata Ma'ruf dalam sambutan di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jl Kramat Raya, Nomor 164, Kenari, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).



Dia berbicara pada acara 'Peringatan Nuzulul Quran dan Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa'. Menurutnya, penyampaian ayat-ayat suci Alquran tidak boleh sembarangan dan harus senantiasa memperhatikan konteks. Indonesia bukanlah negara yang sedang berperang. Bila ayat perang digunakan dalam kondisi damai, dikhawatirkan masyarakat akan salah paham dan timbul kegaduhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gaduh. Maka terjadilah terorisme dan sebagainya," kata Ma'ruf.

Dia mencontohkan satu ayat yakni yang menerangkan 'bila seorang muslim menemui anggota kelompok berbeda, maka anggota kelompok berbeda itu perlu dibunuh'. Itu adalah ayat perang. Dalam kondisi damai, ayat yang sesuai konteks adalah Allah tidak melarang seorang muslim berbuat baik kepada nonmuslim asalkan dia tidak mengusir dari kampung halaman dan tidak memerangi muslim.



Memang, dalam menafsirkan ayat-ayat suci, ada perbedaan satu dengan lainnya. Perbedaan adalah kenyataan dan bukan alasan untuk memunculkan intoleransi. Kegaduhan yang terjadi bukanlah karena perbedaan.

"Jadi bukan soal Alquran-nya, bukan soal tafsirnya, tapi yang menimbulkan kegaduhan itu sikap di dalam menyikapi perbedaan," kata Ma'ruf.



Persaingan di pilpres juga bukan perang. Tak ada alasan untuk mengait-ngaitkan situasi pilpres dengan situasi perang zaman Nabi Muhammad, misalnya Perang Badar.

"Jadi memahami ayat Alquran dengan segala konteksnya itu menjadi penting karena ini bisa terjadi kerukunan, bisa terjadinya kegaduhan, bisa terjadinya konflik. Mengembalikan semua pada pemaknaan yang benar harus kita bangun kembali cara berpikirnya," kata Ma'ruf. (dnu/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads