Jalur tengkorak itu sepanjang kurang lebih 10 km. Titik awal jalur tengkorak berada di depan Taman Kopassus, Serang hingga ke Serdang atau perbatasan Serang-Cilegon.
Jalur itu terbilang rawan kecelakaan karena banyak jalan bergelombang dan tidak rata sehingga bahaya bagi pemudik pemotor. Tak hanya itu, jalan di Toyomerto atau di depan kompleks Citra Garden BMW kondisinya cukup berbahaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, jalan tersebut terturup debu hingga merubah warna aspal menjadi coklat tanah. Ketika hujan, jalaman licin dan debu berterbangan saat pamas tiba.
"Jalanan sini ekstrem, tau sendiri lah kayak apa, debunya aja keliatan coklat begitu," kata Bayu Mulyana kepada detikcom, Selasa (21/5/2019).
Mendekati arus mudik, belum ada perhatian khusus di jalur tersebut. Tambal sulam dinilai hanya sebatas formalitas karena tak kunjung mengarah ke perbaikan.
Tambal sukam dilakukan pada jalan yang bergelombang dengan aspal terasa kasar. Pun dengan jalan berundak yang hanya digaruk dengan mesin pengikis aspal hingga menimbulkan garis yang bisa membuat ban motor goyang.
"Harusnya diaspal semua biar nyaman, ini tambal sulam doang, apalagi pas ada kayak garis panjang begitu, motor goyang jadinya," ujarnya.
Tak hanya soal kondisi jalan, jalur tengkorak menuju Merak itu minim penerangan. Saat makam hari, hanya lampu-lampu rumah-ruko yang menerangi jalan. Beberapa PJU mati.
Kondisi jalur arteri yang berstatus jalan nasional itu digunakan sebagai jalur utama pemudik motor dari arah Jakarta. Jalan tengkorak itu butuh perbaikan. (rvk/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini