Hendropriyono: Tak Ada Alasan Ikuti Ajakan Sesat Orang Sakit Hati

Hendropriyono: Tak Ada Alasan Ikuti Ajakan Sesat Orang Sakit Hati

Zakia Liland Fajriani - detikNews
Minggu, 19 Mei 2019 19:20 WIB
Foto: AM Hendropriyono (Indra Komara/detikcom)
Jakarta - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono bicara tentang ajakan sesat dari barisan orang-orang yang sakit hati. Hendropriyono menyebut barisan orang-orang sakit hati itu haus akan kekuasaan.

"Tidak ada sebetulnya alasan untuk mengikuti ajakan-ajakan sesat. Hanya untuk kepentingan orang yang sakit hati, orang kepengin tahta, kepengin harta, kepengin nama, itu orangnya,"kata Hendropriyono dalam sambutannya di Gedung Djoeang 48, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Minggu (19/5/2019).

Hendropriyono kemudian menyinggung soal kudeta sipil. Purnawirawan jenderal itu menegaskan bahwa kudeta sipil tak akan berhasil menggulingkan pemerintahan di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




"Saya ingatkan anak-anakku, saudara-saudaraku, tidak ada kudeta sipil yang berhasil di dalam sejarah karena TNI dan Polri tidak di belakangnya," ujar Hendro.

"Karena tentara dan polisi, semuanya berada pada posisi setia kepada sumpah. Jadi, tidak ada sebetulnya yang harus ditakuti. Tidak ada," imbuhnya.

Hendropriyono menyerukan kepada para milenial untuk tidak terhasut dalam narasi-narasi yang menggunakan dalil agama. Dia menuturkan tak ada seruan agama yang mengajarkan untuk menggunakan darah dagingnya demi mencapai kepentingan yang haus akan kekuasaan.




"Anak-anak muda, jangan sampai dibodoh-bodohi begini. Hanya karena jalurnya lewat hati, lewat agama. agama kita tidak pernah mengatakan bahwa kita mengorbankan anak-anak demi nama, harta dan kepentingan. barisan sakit hati itu hanya karena balas dendam, hartanya, namanya, tahta yang diadu anak-anak kita sendiri," lanjutnya.

Di akhir sambutannya, Hendropriyono mengajak para milenial untuk tidak mengikuti para pemimpinnya yang sakit hati. Menurutnya, mereka hanya orang-orang yang telah kerasukan ideologi asing yang berbahaya.

"Mereka sudah kerasukan ideologi asing yang berbahaya. Jangan diikutin! Mau kecebur jurang, biar mereka kecebur!" jelasnya.


Simak Juga "Polisi Tetap Antisipasi Gangguan Lain di Aksi 22 Mei":

[Gambas:Video 20detik]

(zak/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads