Di Forum Pengurangan Risiko Bencana, Doni Monardo Ajak Dunia Jaga Alam

Di Forum Pengurangan Risiko Bencana, Doni Monardo Ajak Dunia Jaga Alam

Indra Komara - detikNews
Jumat, 17 Mei 2019 22:51 WIB
Kepala BNPB Doni Monardo (Foto: dok. BNPB)
Jenewa - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia (BNPB) Doni Monardo turut bertolak ke forum internasional Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Jenewa, Swiss. Di forum itu, Doni menjabarkan pengalaman RI menangani bencana alam.

Pemaparan Doni itu disampaikan oleh staf khusus Kepala BNPB, Egy Massadiah, lewat keterangan tertulis, Jumat (17/5/2019). Kepala BNPB, kata Egy, berencana membangun kembali kerusakan bencana melalui pendekatan lingkungan.

"Prioritas Indonesia dalam Membangun Kembali Lebih Baik/Build Back Better melalui pendekatan lingkungan dan pengurangan risiko bencana berbasis ekosistem," kata Doni saat menjadi pembicara di Forum GPDRR kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Forum tersebut diikuti oleh 4.000 peserta dari 150 negara. Kepala BNPB ikut bertolak ke Swiss bersama rombongan Wapres RI Jusuf Kalla (JK).

Doni kemudian memaparkan pengalaman RI dalam penanganan bencana alam. Catatan BPNB, pada tahun lalu Indonesia mengalami 2.372 peristiwa bencana yang menyebabkan 3,5 juta orang terkena dampak dan mengungsi.

"Tahun lalu, kami mengalami 2.372 peristiwa bencana dan lebih dari 3,5 juta orang terkena dampak dan mengungsi. Total kerugian ekonomi tercatat lebih dari USD 7 miliar. Saat ini, lebih dari 150 juta dari 260 juta orang Indonesia tinggal di daerah yang rentan terhadap gempa bumi, 60 juta orang tinggal di daerah yang rawan banjir, 40 juta di daerah yang rawan longsor, 4 juta di daerah yang rawan ancaman tsunami, dan 1,1 juta adalah daerah yang rentan terhadap letusan gunung berapi," kata Doni.

"Pengalaman kami dalam menghadapi fakta dan angka-angka tersebut telah membuat kami lebih tangguh dan lebih responsif dalam menghadapi bencana alam," sambung dia.

Kepala BNPB Doni Monardo.Kepala BNPB Doni Monardo. (Foto: Dok. BNPB)


Doni juga membagi pengalaman sejak 26 April 2017. Tanggal 26 April ditetapkan sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana, di mana simulasi diadakan di seluruh negeri untuk mempersiapkan orang dalam menghadapi berbagai jenis ancaman, seperti tsunami, gempa bumi, dan topan.

"Penelitian ahli telah menunjukkan bahwa 200 meter hutan pantai mampu mengurangi kekuatan gelombang tsunami hingga 80 persen. Oleh karena itu, saya percaya mitigasi melalui penanaman vegetasi adalah salah satu jawaban yang kami cari. Pohon sebagai infrastruktur alami adalah jawaban nyata untuk mencegah banyak korban," kata Doni.



Di forum yang berisi perwakilan negara-negara dunia itu, Doni meminta agar semua pihak menjaga alam. Ia menggaungkan slogan yang tengah digalakkannya dalam pencegahan bencana.

"Kita jaga alam, (maka) alam jaga kita," tuturnya.

Doni berbicara soal konsep pencegahan yang tidak melulu soal teknis dalam kaitan teknologi. Namun ada yang jauh lebih mendasar, yakni filosofi dari kerja pencegahan dan penanggulangan bencana. Dalam banyak kesempatan, Doni selalu menegaskan, tak ada teknologi secanggih apa pun yang mampu mengatasi bencana alam.

Eks Danjen Kopassus itu menekankan aspek strategi. Ia tidak mau BNPB sekadar menjadi 'pemadam kebakaran' alias hanya bertindak saat bencana sudah menelan nyawa manusia.

Di akhir pidato, Doni menyampaikan bahwa dalam kapasitasnya sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Indonesia, ia juga secara pribadi dan kelembagaan telah berkampanye tentang pentingnya penanaman kembali pohon di semua wilayah yang berpotensi tsunami. Ini untuk membangun lingkungan dan masyarakat yang lebih tangguh.

"Penelitian ahli telah menunjukkan bahwa 200 meter hutan pantai mampu mengurangi kekuatan gelombang tsunami hingga 80 persen. Oleh karena itu, saya percaya mitigasi melalui penanaman vegetasi adalah salah satu jawaban yang kami cari. Pohon sebagai infrastruktur alami adalah jawaban nyata untuk mencegah banyak korban," papar Doni.



Sementara itu, menurut Egy, sambutan Doni di forum tersebut mendapat apresiasi dari tokoh dunia, salah satunya yakni Dr Jemilah Mahmood asal Malaysia. Kata Egy, Jemilah memuji pernyataan Doni soal menjaga alam.

"Doni Monardo juga menyinggung konsep Pentahelix, sebuah kerja sinergis antar-stakeholder. Konsep pencegahan, penanggulangan, dan penanganan bencana dengan semangat gotong-royong yang merupakan esensi nilai-nilai kearifan lokal bangsa Indonesia yang terumuskan dalam ideologi Pancasila. Dalam implementasinya, Doni menawarkan slogan 'cantik' yang berbunyi, 'kita jaga alam, (maka) alam jaga kita'," ucap Egy.

Slogan itu yang kemudian dipuji oleh Jemilah. Pujian itu dilayangkan Jemilah melalui akun media sosial Twitter.

"Status Dr Jemilah berbunyi: 'Loved the slogan and message from bpk Doni Monardo, Head of BNPB Indonesia 'kita jaga alam, alam jaga kita' translated as 'we take care of the earth/nature, it will take care of us. Atas statusnya di medsos itu, Dr Jemilah mencantumkan tiga hashtag: #BNPB, #Indonesia, dan #GPDRR2019," kata Egy. (idn/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads