Jakarta -
Ratna Sarumpaet membuat sejumlah pengakuan di depan hakim dalam sidang lanjutan kasus hoax penganiayaan. Ratna bicara soal operasi plastik hingga soal hoax penganiayaan yang dilakukannya.
Ratna menjalani operasi plastik pada 21 September 2018 di RS Bina Estetika, Menteng, Jakpus. Namun
Ratna hanya bilang dirinya ingin ke Bandung.
Operasi plastik sedot lemak dilakukan Ratna secara tertutup. Ratna pun berangkat dari rumahnya di Kampung Melayu, Jakarta Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada awalnya saya berniat operasi plastik sedot lemak, walaupun saya sudah berapa kali melakukan hal itu, mungkin karena saya melakukan kemarin saya merasa sudah ada umur, dan mungkin saya malu, dan saya seperti berusaha menutupi. Jadi waktu saya berangkat meninggalkan rumah ke Bina Estetika, saya katakan mau ke Bandung," ujar Ratna saat pemeriksaan terdakwa di PN Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Selasa (14/5/2019).
Ratna mengaku sudah beberapa kali menjalani operasi plastik. Untuk operasi di Bina Estetika, Ratna mengaku sudah melakukan sebanyak empat kali. Operasi pertama kali dijalani pada usia 65 tahun.
Namun,
Ratna mengaku tiap kali menjalani operasi tidak konsultasi ke keluarga. Begitu tiap selesai operasi plastik pun, keluarganya tidak ada yang bertanya soal perubahan wajahnya.
Ratna berada di rumah sakit itu pada 21-24 September 2018. Ratna mengaku memang meminta pulang pada 24 September 2018 karena ada jadwal kegiatan yang harus dihadirinya. Ratna yang tidak puas dengan hasil operasi terakhirnya itu kemudian membuat narasi dianiaya.
Sebelum pulang itulah Ratna sempat berswafoto. Hasil swafoto itu diakui Ratna dikirimkannya ke seorang staf bernama Rubangi melalui aplikasi perpesanan WhatsApp (WA). Setelah mengirim foto, Ratna mengaku dirinya dipukul orang tak dikenal di bandara.
Cerita Ratna dianiaya pun membesar, sejalan dengan itu foto muka lebam habis operasi viral di media sosial.
Setelah dari rumah sakit itu, Ratna mengaku menemui
Prabowo Subianto di Nusantara Polo Club (NPC), Jagorawi Golf Club, Bogor, Jawa Barat. Namun Ratna tidak menceritakan apakah perjalanannya menemui Prabowo itu di hari yang sama dirinya keluar dari rumah sakit atau setelahnya.
"Dari rumah sakit sebenarnya saya nggak pernah lihat medsos. Tapi setelah staf saya bilang itu (swafoto wajah lebamnya) sudah masuk medsos. Itu di mobil, perjalanan ke Polo (Nusantara Polo Club) saya lihat dan saya shocked," ujar Ratna.
Isu penganiayaan Ratna berkembang secara liar. Sejumlah tokoh bicara di media massa dan akun media sosial mereka. Mereka mengutuk soal penganiayaan yang dialami Ratna.
Hingga akhirnya bola salju
hoax penganiayaan itu berhenti setelah polisi mengungkap bahwa Ratna sama sekali tidak dianiaya. Kenyataannya, lebam di muka Ratna muncul setelah operasi plastik.
Ratna kemudian mengaku membuat cerita bohong soal penganiayaan tersebut. Dalam konferensi pers yang dibuat di rumahnya pada pada 3 Oktober 2018. Ratna mengaku dibisiki setan hingga akhirnya membuat cerita bohong dirinya dianiaya.
Jaksa penuntut umum pun mencecar soal sosok setan yang membisiki Ratna.
"Apa makna kata 'setan' yang pernah Saudara sampaikan saat konferensi pers?" tanya jaksa penuntut umum Daroe Trisadono.
"Tidak ada. Itu hanya dalam pikiran saya," jawab Ratna.
Namun jaksa tidak percaya begitu saja. Jaksa tetap menanyakan siapa yang dimaksud Ratna tersebut.
"Apakah untuk mengkamuflasekan seseorang yang memiliki identitas tertentu?" tanya Daroe.
"Kesalahan yang saya lakukan, kebohongan itu, untuk orang seperti saya (yang) nggak pernah bohong, itu perbuatan setan," kata
Ratna.
Dalam persidangan ini, Ratna didakwa membuat keonaran lewat hoax penganiayaan. Ratna disebut menyebarkan hoax kepada sejumlah orang lewat pesan WhatsApp, termasuk mengirimkan gambar wajah lebam dan bengkak yang diklaim akibat penganiayaan.
Ratna: Saat Operasi Saya Sudah Berumur, Malu, Jadi Saya Tutupi
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini