"Wow, jujur saya surprise juga mendengar ucapan Poyuono ini. Berarti Poyu bisa nyetir Prabowo. Dan Prabowo bisa disetir oleh orang seperti Poyuono untuk urusan memilih cawapres," kata Jansen kepada wartawan, Senin (13/5/2019).
"Sekaligus mengkonfirmasi ternyata di Gerindra posisi Waketum lebih tinggi dari Ketua Umum," lanjut dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun menyarankan Poyuono agar berhati-hati. Jansen menyinggung insiden Prabowo melempar ponsel.
"Saran saya baiknya habis ini segera Poyuono pakai pelindung kepala, karena hati-hati aja habis ini dilempar HP," ujar Jansen.
Namun, Jansen ogah mengomentari lebih jauh soal pernyataan Poyuono. Menurut dia, Poyuono membuat hubungan rusak. Ia menyebut Poyuono sebagai politikus 'ulat bulu'.
"Setiap dia ngomong gatal semua. Hubungan baik malah jadi rusak," kata dia.
Jansen menduga justru Poyuono yang bakal 'diusir' dari Gerindra. Sementara itu, lanjut dia, PD setia di koalisi Prabowo-Sandiaga Uno.
"Jangan-jangan malah Poyu ini yang akan diusir dari Gerindra. Kami Demokrat akan tetap di koalisi 02 sampai selesainya seluruh tahapan pemilu ini," tegas Jansen.
Sebelumnya, Poyuono mengatakan dirinya merupakan orang yang membatalkan dipilihnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres Prabowo Subianto. Hal ini dikatakan Poyuono setelah Ferdinand menyebut dia bukan orang penting di Gerindra dan BPN Prabowo-Sandi.
"Tahu apa kader Demokrat tentang saya di Gerindra. Wong AHY saja bisa saya check out dari cawapresnya Prabowo kok," ujar Poyuono, Senin (13/5).
Nama AHY memang sempat masuk bursa cawapres Prabowo, meski akhirnya Sandiaga Uno lah yang terpilih sebagai pasangan Ketum Gerindra itu di Pilpres 2019.
Simak Juga 'Panas Hubungan Demokrat di Koalisi Prabowo-Sandi':
(tsa/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini