"Telah terjadi erupsi G. Anak Krakatau, Lampung pada tanggal 10 Mei 2019 pukul 12:54 WIB namun tinggi kolom abu tidak teramati," demikian keterangan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) seperti dilihat di situs resminya, Jumat (10/5/2019).
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 54 mm. Erupsi terjadi dalam waktu 13 menit 6 detik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak terdengar suara dentuman dalam erupsi kali ini. Status Gunung Anak Krakatau masih level II atau waspada. "Masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah," kata PVMBG.
Status Gunung Anak Krakatau diturunkan dari level III (siaga) ke level II (waspada) pada tanggal 25 Maret 2019. Status ini diturunkan setelah intensitas erupsi gunung ini makin menurun sejak Desember 2018.
Pada Sabtu (22/12/2018) malam, Gunung Anak Krakatau sempat erupsi hingga dinding kawahnya runtuh. Reruntuhan ini kemudian memicu munculnya tsunami di pantai Banten dan Lampung. Lebih dari 200 orang tewas dalam peristiwa ini.
Baca juga: Kronologi Tsunami Selat Sunda Menurut BMKG |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini