Warga melaksanakan salat Tarawih di JPO lantaran Musala Miftahul Jannah tidak bisa menampung jemaah. Imam musala, Kadiman, mengatakan musala selalu dipenuhi jemaah di bulan Ramadhan.
"Ini di sini (luar musala) juga penuh kalau Tarawih. Makanya lari ke atas (JPO). Di atas kan luas, sampai ke mana. Hanya saya memantau jangan sampai melebihi imam," kata Kadiman kepada detikcom di lokasi, Selasa (7/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Musala itu dibangun pada 1996 dari tanah wakaf. Namun Tarawih tahun ini sepertinya menjadi Tarawih terakhir karena musala akan digusur.
"Bisa jadi (tidak ada lagi Tarawih di JPO) karena musala mau digusur. Karena ya mungkin kalau informasi kan buat Tol Becakayu," katanya.
Menurutnya, sejumlah warga tidak menyetujui penggusuran itu. "Ya sebetulnya mah nggak setuju. Tapi pemerintah, mau bilang apa. Kalau boleh ngomong, kalau Tol Becakayu kalau buat jalan, itu kan di sana, pinggir jalan," tuturnya.
Sementara itu, seorang warga, Rizki (26), mengaku tidak terganggu jika harus melaksanakan salat di atas JPO. Hanya, ketika hujan turun, ia harus pindah mencari tempat yang teduh.
"Ya sudah biasa di sini, nggak ada masalah," kata Rizki.
Pantauan detikcom di lokasi, terdapat sejumlah warga yang melaksanakan salat di atas JPO. Mereka tetap khusyuk meski JPO dilewati para pejalan kaki.
Jemaah juga tampak melaksanakan salat di luar musala. Mereka salat dengan beratap tenda biru.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini