"Kepada Bapak Wapres, yang kita update adalah tentang kepesertaan bahwa untuk jumlah kepesertaan kita saat ini yang sudah terdaftar ada 51 juta. Kalau dilihat dari angkatan kerja kemudian yang menjadi eligible untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan itu sejumlah 91 juta," kata Dirut BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto di Kantor Wakil Presiden, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2019).
Agus mengatakan telah melakukan berbagai upaya untuk menarik lebih banyak peserta. Di antaranya dengan menawarkan insentif bagi pekerja di sektor informal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka kita berikan insentif saat ini sekitar 7,5 persen dan sudah ada empat ribu. Hampir lima ribu agen-agen BPJS Ketenagakerjaan yang tersebar di seluruh Indonesia yang mereka fokus untuk mendaftarkan pekerja sektor internal dan mikro," jelas Agus.
Agus menuturkan juga memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah yang mendorong untuk menambah peserta BPJS. Agus telah meminta Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk hadir memberikan penghargaan bagi pemerintah daerah terbaik.
"Kenapa karena kita berikan penghargaan. Jadi kita memberikan penghargaan kepada pemerintah, provinsi, kabupaten, kota, dan juga para pelaku usaha yang memberikan perhatian serius yang sangat peduli dan medorong implementasi jaminan sosial di daerahnya," tuturnya.
BPJS Ketenagakerjaan saat ini juga sedang mendorong revisi Peraturan Pemerintah (PP) nomor 44 tahun 2013 tentang Jaminan Kematian (JKM). Pihaknya mendorong nilainya naik dua kali lipat.
"Yang tadinya Rp 24 juta menjadi Rp 42 juta. Kemudian manfaat beasiswa, kalau yang sekarang peserta kita meninggal dunia. Anaknya diberikan beasiswa Rp 12 juta hanya sekali, satu orang anak. Nah di dlm PP yang baru ini, yang kita berikan dua orang anak kita berikan beasiswa hingga lulus perguruan tinggi," papar Agus.
(fdu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini