Kereta ini memang cukup unik, lantaran jalurnya yang berada persis di tepi jalan raya.
"Memang benar ini jalurnya lewat tengah, biar orang tahu dan mau naik kereta uap ini," ungkap Budi disela sela perjalanannya, Surakarta, Sabtu (4/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bunyi tut tut tut dari kereta uap ini mengiringi perjalanan Budi dan rombongan sejauh 10 km bolak balik yang bisa ditempuh sekitar 2,5 jam. Kereta uap ini juga melintasi rumah dinas Wali Kota Solo, taman kota Sriwedari, dan museum Radya Pustaka.
"Kalau dari uniknya ini bagus, karena ini kota budaya dan kota wisata, kalau ada satu benda-benda heritage yang bergerak ini eksotik banget ini. Bentuknya, suaranya, orang yang mengendarai juga eksklusif. Sehingga menambah value," ujar Budi.
Oleh karena itu, Budi minta pada KAI untuk menjadikan ini sebagai CSR, selain bisa untuk wisata masyarakat sekitar sekaligus memancing wisatawan lainnya.
"Jadi free. Setiap hari minggu jam 08.00-12.00 atau Sabtu dan Minggu setiap pukul 09.00. Sehingga turis sudah dibilangin, tiap hari Sabtu ada kereta uap dengan bahan bakar kayu yang jalan. Apalagi jika ada fasilitas tambahan seperti wedang ronde, jadi kaya destinasi turis. Jadi kaya Joglosemar (Jogja Solo Semarang) uniknya Solo selain makanan ya ini," tutur Budi.
![]() |
Selain itu, ia juga mengungkapkan senang dengan adanya kereta uap yang berjalan di tengah kota seperti ini, bahkan menurutnya anak-anak pun jug akan sangat senang. Namun untuk keselamatan, ia menghimbau agar memberikan ekstra perhatian.
Simak juga video Demo Memasak Masakan Khas Kasunanan Keraton Surakarta: