Jakarta - Caleg PDIP
Kapitra Ampera dan politikus Partai Gerindra
Andre Rosiade terlibat adu argumen soal 'provinsi garis keras'. Mereka mendebat perihal latar belakang Sumatera Barat.
Kapitra Ampera awalnya menanggapi pernyataan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud Md soal provinsi garis keras. Khusus untuk Sumatera Barat, Kapitra memandang tanah Minang memang garis keras dalam agama.
"Sumbar adalah provinsi garis keras secara agama, itu betul. Lihat dalam perspektif kebudayaan yang menyatakan 'adat bersandi syarak (syariah), syarak bersandi kitabullah (Al-Quran)," kata Kapitra Ampera kepada wartawan, Rabu (1/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Kapitra, ungkapan adat tersebut artinya kebudayaan orang Sumbar adalah Alquran, mereka kokoh dengan prinsip tersebut.
Jadi kalau
Sumbar dinyatakan provinsi garis keras dalam menegakkan agama Islam, kata Kapitra, itu tidak bisa terbantahkan.
"Makanya jika ada isu yang berbau agama atau anti-Islam, maka orang Sumbar akan sangat cepat tersulut, itu realitas, jadi tidak usah malu mengakuinya," kata Kapitra caleg PDIP itu.
"Jokowi kalah di Sumbar karena isu agama. Jokowi dianggap pendukung penista agama. Itu dikembangkan di masyarakat Sumbar sehingga orang Sumbar tidak mau pilih Jokowi," sebut Kapitra.
Andre Rosiade tak terima dengan statement Kapitra. Apa kata Andre?
Caleg
Gerindra Dapil Sumatera Barat I itu tak sependapat jika Kapitra menyatakan Jokowi kalah di Sumatera Barat karena isu agama.
"Mengenai pernyataan saudara Bang Kapitra Ampera yang menyatakan Pak Jokowi kalah di Sumbar karena Islam garis keras. Saya membantah hal itu," ujar Andre.
Andre menilai apa yang disampaikan Kapitra merupakan fitnah. Menurut dia, warga Sumbar memang penganut Islam yang taat, namun tidak radikal.
"Kalau memang Sumbar adalah penganut Islam yang taat betul ya. Sumbar salah satu provinsi di mana penduduknya penganut Islam yang taat, tetapi bukan Islam yang radikal. Masyarakat Sumbar sangat anti terhadap kekerasan," katanya.
Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN)
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu menegaskan Jokowi kalah di Sumbar bukan karena isu agama. Dia mengklaim Jokowi kalah di Sumbar lantaran isu ekonomi.
"Kami terus menggaungkan bagaimana Pak Prabowo akan memberikan perbaikan ekonomi, bagaimana Prabowo-Sandi bisa menyediakan lapangan pekerjaan, harga terjangkau dan bisa memastikan harga listrik murah, itulah isu yang kami sampaikan ke masyarakat," tutur Andre.
"Jadi pernyataan Bang Kapitra itu hoax, fitnah terhadap Sumbar. Kami tidak pernah memainkan isu agama di Pemilu 2019," sambung dia.
Simak Juga "Gerindra Sebut Kapitra Cuma Nyari Sensasi Buat Nyaleg":
[Gambas:Video 20detik]
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini