Mahfud Md Tutup Polemik 'Provinsi Garis Keras'

Round-Up

Mahfud Md Tutup Polemik 'Provinsi Garis Keras'

Mochamad Zhacky, Gibran Maulana Ibrahim, Matius Alfons - detikNews
Rabu, 01 Mei 2019 20:34 WIB
Mahfud Md (Foto: Grandyos Zafna)
Jakarta - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud Md, sudah meminta maaf terkait ucapannya soal 'provinsi garis keras'. Mahfud pun menutup polemik tersebut.

Pernyataan Mahfud soal 'provinsi garis keras' sebelumnya disampaikan dalam wawancara di salah satu stasiun TV. Video potongan wawancara yang berdurasi 1 menit 20 detik lalu beredar di media sosial. Dalam wawancara itu, Mahfud menyebut daerah yang dimenangkan capres Prabowo Subianto dulunya dianggap 'provinsi garis keras'.

Kemudian, Mahfud MD menyampaikan permintaan maaf itu melalui akun Twitter-nya, @mohmahfudmd pada Rabu (1/5/2019). Selain meminta maaf, Mahfud juga memberikan penjelasan tentang 'garis keras'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di dalam term ilmu istilah hard liner diartikan, 'sikap kokoh, tidak mau berkompromi dengan pandangan yang dianggapnya tidak sejalan dengan prinsipnya'. Itu tertulis di literatur-literatur. Tapi bagi yang beda paham saya minta maaf. Maksud saya mengajak rekonsiliasi, bersatu, kok malah berpecah. Itu tidak bagus," tulis Mahfud.



Mahfud menyatakan tak akan memperpanjang polemik soal 'provinsi garis keras'. Dia mengajak semua pihak untuk sama-sama mengawal proses Pemilu 2019 hingga tuntas

"Daripada saya dituding 'mau membelokkan isu' dari kecurangan pemilu maka saya takkan memperpanjang polemik. Mari kita kawal saja bersama-sama proses pemilu ini karena jalannya masih panjang. Semua harus mendapat keadilan sesuai tuntutan demokrasi. Demokrasi harus selalu diimbangi hukum (nomokrasi)," jelasnya.



Mahfud bahkan sampai dua kali menulis kalimat 'saya minta maaf'. Dia meminta maaf kepada pihak yang salah memahami penggunaan istilah 'garis keras'.

"Arti garis keras di dalam literatur 'is an adjective describing a stance on an issue that is inflexible and not subject to compromise'. Arti ini tak bisa dicabut karena sudah jadi term dalam ilmu politik secara internasional. Tapi bagi yang salah memahami penggunaan istilah ini saya minta maaf," tulis Mahfud.



Sempat memprotes ucapan Mahfud, Koordinator Jubir BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak, menghormati permintaan maaf itu. Menurutnya saat ini banyak pembuat kebijakan yang enggan meminta maaf ketika keliru. Dahnil mengajak semua pihak berhenti berperilaku memecah belah.

"Begitu baiknya etikanya di tengah kita defisit para pembuat kebijakan yang tak mau meminta maaf ketika keliru. Dan, mari setop perilaku pecah belah dengan membuat dikotomi kelompok hanya gara-gara kepentingan politik tertentu," ucap Dahnil.



Mahfud mengungkapkan masalah terkait ucapannya soal 'provinsi garis keras' sudah selesai. Menurutnya, ini sudah saatnya bersatu.

"Enggak ada lagi sudah selesai tadi malam," kata Mahfud kepada wartawan di kediaman BJ Habibie, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (1/5/2019).

"Tidak ada lagi pembicaraan garis keras, garis ringan, garis apa sudah selesai," sambungnya.

Mahfud MD juga mengungkapkan saat ini masalah tersebut sudah tidak perlu dibahas lagi. Dirinya mengajak agar seluruhnya bisa bersatu.

"Sudah ditutup, sudah selesai, sekarang kita bersatu," ungkapnya.
Halaman 2 dari 2
(imk/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads