Pernyataan Mahfud soal 'provinsi garis keras' sebelumnya disampaikan dalam wawancara di salah satu stasiun TV. Video potongan wawancara yang berdurasi 1 menit 20 detik lalu beredar di media sosial. Dalam wawancara itu, Mahfud menyebut daerah yang dimenangkan capres Prabowo Subianto dulunya dianggap 'provinsi garis keras'.
Kemudian, Mahfud MD menyampaikan permintaan maaf itu melalui akun Twitter-nya, @mohmahfudmd pada Rabu (1/5/2019). Selain meminta maaf, Mahfud juga memberikan penjelasan tentang 'garis keras'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahfud menyatakan tak akan memperpanjang polemik soal 'provinsi garis keras'. Dia mengajak semua pihak untuk sama-sama mengawal proses Pemilu 2019 hingga tuntas
"Daripada saya dituding 'mau membelokkan isu' dari kecurangan pemilu maka saya takkan memperpanjang polemik. Mari kita kawal saja bersama-sama proses pemilu ini karena jalannya masih panjang. Semua harus mendapat keadilan sesuai tuntutan demokrasi. Demokrasi harus selalu diimbangi hukum (nomokrasi)," jelasnya.
Mahfud bahkan sampai dua kali menulis kalimat 'saya minta maaf'. Dia meminta maaf kepada pihak yang salah memahami penggunaan istilah 'garis keras'.
"Arti garis keras di dalam literatur 'is an adjective describing a stance on an issue that is inflexible and not subject to compromise'. Arti ini tak bisa dicabut karena sudah jadi term dalam ilmu politik secara internasional. Tapi bagi yang salah memahami penggunaan istilah ini saya minta maaf," tulis Mahfud.
Sempat memprotes ucapan Mahfud, Koordinator Jubir BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak, menghormati permintaan maaf itu. Menurutnya saat ini banyak pembuat kebijakan yang enggan meminta maaf ketika keliru. Dahnil mengajak semua pihak berhenti berperilaku memecah belah.
"Begitu baiknya etikanya di tengah kita defisit para pembuat kebijakan yang tak mau meminta maaf ketika keliru. Dan, mari setop perilaku pecah belah dengan membuat dikotomi kelompok hanya gara-gara kepentingan politik tertentu," ucap Dahnil.
Mahfud mengungkapkan masalah terkait ucapannya soal 'provinsi garis keras' sudah selesai. Menurutnya, ini sudah saatnya bersatu.
"Enggak ada lagi sudah selesai tadi malam," kata Mahfud kepada wartawan di kediaman BJ Habibie, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (1/5/2019).
"Tidak ada lagi pembicaraan garis keras, garis ringan, garis apa sudah selesai," sambungnya.
Mahfud MD juga mengungkapkan saat ini masalah tersebut sudah tidak perlu dibahas lagi. Dirinya mengajak agar seluruhnya bisa bersatu.
"Sudah ditutup, sudah selesai, sekarang kita bersatu," ungkapnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini