PDIP Menggoda PKS-Gerindra dengan Hasil Oke Quick Count

Round-Up

PDIP Menggoda PKS-Gerindra dengan Hasil Oke Quick Count

Elza Astari Retaduari, Yulida Medistiara - detikNews
Selasa, 30 Apr 2019 06:43 WIB
Ilustrasi Peserta Pileg 2019 (Foto: Andhika Akbarayansyah/detikcom)
Jakarta - PDI Perjuangan (PDIP) menggoda PKS dan Gerindra terkait hasil hitung cepat atau quick count pada Pemilu 2019. Ini lantaran Koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tak percaya quick count yang mayoritas mengunggulkan Jokowi-Ma'ruf Amin, tapi di sisi lain perolehan Gerindra dan PKS cukup tinggi berdasarkan hasil hitung cepat itu.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto berbicara soal proses rekapitulasi manual secara berjenjang KPU yang hasilnya senada dengan quick count mayoritas lembaga survei. Menurutnya, itu membuktikan quick count yang diragukan kubu Prabowo-Sandiaga tidak meleset.

Senin (29/4) pagi ini, data yang masuk di Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng) KPU sudah mencapai 50%. Berdasarkan hasil sementara Situng yang juga kerap disebut 'Real Count KPU' ini, Jokowi-Ma'ruf mendapat 56,23% dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 43,77%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Proses rekapitulasi manual secara berjenjang semakin memastikan kemenangan paslon Jokowi-KH Ma'ruf Amin. Sekali lagi terbukti bahwa QC tidak pernah meleset. Karena (quick count) bertumpu pada metode ilmiah, dan sangat akurat, karena seluruh data diambil berdasarkan dokumen otentik C1 Plano," kata Hasto dalam keterangan tertulis, Senin (29/4/2019).

Hasto lalu berbicara soal hasil perolehan partai-partai dalam Pemilu 2019. Selain menyoroti besarnya gabungan suara Koalisi Indonesia Kerja, ia mengapresiasi beberapa partai pendukung Prabowo-Sandiaga yang mendapat hasil memuaskan versi hitung cepat.

PDIP Menggoda PKS-Gerindra dengan Hasil Oke Quick CountSekjen PDIP Hasto Kristiyanto (Foto: Eva/detikcom)

"PDI Perjuangan juga mengucapkan selamat bagi seluruh parpol KIK, termasuk parpol yang mendukung Pak Prabowo-Sandi yang telah mencapai hasil terbaik dalam pemilu jurdil sehingga banyak yang lolos threshold (ambang batas parlemen)," ucap Hasto.

"Kami meyakini bahwa Gerindra dan PKS pun puas dengan hasil pemilu yang telah memberikan penambahan kursi bagi kedua Partai tersebut. Tanpa pemilu jurdil dan demokratis, mustahil Gerindra dan PKS bisa melenggang dengan penambahan kursi yang signifikan itu," sambung Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf itu.

Menanggapi satire Sekjen PDIP itu, Gerindra menyebut hitung cepat tidak menjadi patokan bagi partainya. Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra, Andre Rosiade menyebut Gerindra lebih percaya pada real count internal.

"Kami real count kok ngitung-nya. Kami menghitung suara caleg kayak saya ini, tiap caleg itu menghitung suara real count masing-masing. Partai Gerindra ya per DPC itu ngitung. Jadi kami per DPC kota kabupaten hitung suara per kota kabupaten, lalu dilaporkan ke DPRD provinsi. Itu real count di internal bukan quick count, jadi mohon maaf Mas Hasto patokannya real count internal, bukan quick count," beber Andre.


Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi ini pun meminta Hasto tidak menjadikan suara Gerindra versi quick count untuk menjatuhkan optimisme kubu Prabowo-Sandiaga. Menurut Andre, Gerindra menang.

"Suara kami naik karena ada dukungan rakyat. Caleg kami bekerja keras. Jangan Mas Hasto mentang-mentang suara kami naik lalu kami sepakat gitu dengan Mas Hasto bilang pemilu ini jujur dan adil. Enggak, pemilu ini bermasalah. Pemilu ini pemilu terjelek yang terjadi, pemilu terburuk dalam sejarah ini pasca-reformasi," ucapnya.


Sementara itu, PKS tak banyak menanggapi mengenai godaan Hasto itu. PKS menyatakan fokus menjaga C1 dalam proses rekapitulasi KPU, dan tidak terlalu memikirkan quick count.

"Monggo saja Pak Hasto kasih selamat. Buat kami, kita masih fokus jaga C1 untuk menjamin pemilu berjalan jurdil (jujur dan adil)," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.

Mardani menyebut banyak-tidaknya suara yang diperoleh merupakan hak rakyat yang memilih.

"Plus, besar-kecilnya suara, rakyat yang menentukan," tuturnya.


Simak Juga 'Cerocos TKN dan BPN soal Quick Count':

[Gambas:Video 20detik]

Halaman 2 dari 1
(elz/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads