Ironi Sampah Kulkas Hingga Lemari di Tengah Banjir

Round-Up

Ironi Sampah Kulkas Hingga Lemari di Tengah Banjir

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 27 Apr 2019 08:49 WIB
Sampah di Pintu Air Manggarai. (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta - Banjir yang melanda beberapa wilayah Jakarta tak hanya menyisakan duka bagi para korban yang terdampak. Ironinya, banjir juga menyebabkan sampah di Pintu Air Manggarai menggunung.

Tumpukan sampah bukan hanya plastik, tapi mulai dari bambu, kulkas, hingga lemari. Kasatlak UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Rohmat memperkirakan gunungan sampah ini mencapai ribuan kubik dan bervariasi jenisnya.

"Untuk banjir ini mayoritas sampa bambu, batang kayu, gedebong pisang. Mungkin ada juga sampah rumah tangga seperti kasur, lemari, bekas kulkas, tadi ada juga tabung gas kita temukan. Mungkin dominannya sampah kayu sama bambu," kata Rohmat di Pintu Air Manggarai, Jalan Tambak, Kelurahan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Menurut Rohmat, sampah yang menggunung ini karena banjir kiriman dari Bogor. Proses pengangkutan sampah terus dilakukan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan volume sampah yang ada di pintu air tersebut mencapai 170 ton dalam kurun kurang dari 24 jam terhitung pada Jumat (26/4) sore.

Anies mengatakan sampah di Pintu Air Manggarai melebihi hari biasa.

"Di hari sebelumnya, tidak ada volume sampah sebesar ini. Dari informasi Kepala Dinas Lingkungan Hidup volumenya sampai sekitar 170 ton sampah dalam waktu kurang 24 jam. Ini volume yang luar biasa besar, tapi tim bekerja terus," kata Anies.



Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, Djafar Muchlisin menjelaskan perihal tumpukan sampah menggunung di Pintu Air Manggarai. Menurutnya, sampah tersebut bukan dari rumah tangga, namun dari permukiman dan gubuk liar yang tergerus air sungai.

"Jadi ini permasalahannya bukan hanya pada DKI saja. Karena bisa kita lihat sampah-sampah yang ada di sini jenis-jenis karakteristiknya bukan dari sampah rumah tangga kebanyakan. Tapi adalah sampah dari permukiman-permukiman, gubuk-gubuk liar, bangunan-bangunan, yang tergerus air terbawa ke sungai," ujar Djafar di Pintu Air Manggarai, Jalan Tambak, Kelurahan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2019).

Djafar menyebut, selain permukiman dan gubuk liar, bambu dan pohon besar yang berada di pinggiran sungai juga tergerus air. Sehingga menumpuk di Pintu Air Manggarai.

"Ini merupakan bukan semata-mata sampah rumah tangga," ucapnya.



Untuk penanggulangan gunungan sampah, Djafar menilai Pemprov DKI tidak memiliki kendala dari segi peralatan. Namun, lagi-lagi volume sampah yang begitu dahsyat menurutnya menuntut pengangkutan sampah terus menerus.

"Sementara peralatan kita, kalau bicara soal peralatan, kita sudah cukup peralatannya. Tapi volume sampah ini yang sangat begitu dahsyat, sehingga ya sudah kita lakukan (pengangkutan) nambah lagi," tuturnya.
Halaman 2 dari 2
(idn/idn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads