Polres Jakbar Terima Banyak Hoax soal Pemilu, Salah Satunya 'Penyerangan PPK'

Polres Jakbar Terima Banyak Hoax soal Pemilu, Salah Satunya 'Penyerangan PPK'

Rolando Fransiscus Sihombing - detikNews
Kamis, 25 Apr 2019 15:37 WIB
Foto: Rolando/detikcom
Jakarta - Polres Metro Jakarta Barat menerima banyak informasi hoax terkait pelaksanaan pemilu 2019 lalu. Salah satunya adalah isu mengenai penyerangan terhadap PPK di Gor Cengkareng, Jakarta Barat.

"Kemarin saya 3 kali dapat informasi hoax. Salah satunya dari petinggi bahwa ada penyerangan di PPK GOR Cengkareng, penyerangan dan pembukaan paksa kotak suara, viral itu. Pimpinan tanya lagi, 'ini benar gak?'," kata Kapolres Jakbar Kombes Hengki Haryadi di Hotel Twin Plaza, Jakarta Barat, Kamis (25/4/2019).

Hal itu diungkapkan oleh Kapolres Jakbar Kombes Hengki Haryadi dalam sambutan di acara 'Deklarasi Damai Pasca Penyelenggaraan Pemilu 2019 oleh Forum Komunikasi Pimpinan Kota (Forkompimkot) Jakarta Barat'. Kegiatan ini dihadiri oleh Dandim 0503/Jakarta Barat Letkol Arh Jatmiko Adhi, Ketua KPU Jakbar Cucum Sumadi, Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendi, Ketum FKUN H Tatang dan putri Lingkungan Hidup Indonesia 2019 Jolenee Marie.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hengki mengatakan, setelah menerima informasi tersebut, pihaknya langsung bergerak. Bahkan hoax kian bermunculan di hari pencoblosan.

"Terpaksa jam 5 pagi kita ke PPK di sana, ternyata hoax. Jam 9.00 WIB ada informasi hoax lagi, bahwa terserang lagi (TPS) GOR Cendrawasih. Saya heran, kok sasarannya Cendrawasih terus, ini ada apa? Terakhir, hoax bahwa Kapolsek Kebun Jeruk diusir karena ribut," tuturnya.



Selain itu, pihaknya juga melakukan patroli siber. 'Perang tagar' terkait pemilu bermunculan di media sosial.

"Tagar yang utama hari ini per hari ini 26 ribu lebih twit adalah #rakyatbutuhkedamaian. Artinya keresahan itu ada, karena memang di medsos begitu menghangat dan ini tidak boleh dianggap sepele," lanjutnya.

Pada rabu (24/4) kemarin, Hengki juga terima hoax soal adanya aksi sweeping oleh ormas Forum Betawi Rempug (FBR) pascabentrokan di Jalan Daan Mogot. Informasi hoax itu disebar melaui fitur voice chat pada aplikasi WhatsApp

"Nah modusnya dilakukan pakai voice note lagi. Ini pinter dia, susah kami deteksi, ini 'kan akhirnya ke SARA. Satu korban dari ormas FBR, satu lagi pelakunya dari etnis tertentu. Ini kalau memang diamplifikasi, nantinya akan konflik sosial lagi," katanya.

"Alhamdullilah dari ketua umum FBR sangat mendukung, dari korwil juga memberikan kontra-hoax dengan voice note juga disampaikan. Kemudian juga dari pemberitan. Ini berbahaya karena nantinya bisa terjadi friksi yang bernuasa Sara. Jadi sebenernya selama Operasi Mantap Brata, tugas kami yang terbeat bagaimana me-maintenance menjaga kamtibmas agar tidak menjadi kacau," paparnya.

(mea/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads