"Ya berarti kan masyarakat kita semakin ngerti politik dan semakin memiliki tanggung jawab untuk ikut menentukan pemimpin di masa depan," kata Ma'ruf di kediamannya, Jl Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (18/4/2019).
Ma'ruf mengatakan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam memilih wakil rakyat dan pemimpin negara adalah peristiwa penting. Peningkatan partisipasi ini juga jadi tanda warga negara ingin menggunakan hak pilih untuk menentukan pemimpin yang mereka inginkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dia mengatakan meningkatnya presentasi masyarakat dalam pemilu adalah sebuah keberhasilan penyelenggara pemilu dan seluruh pihak dalam melakukan sosialisasi. Sehingga dapat menekan angka golput.
"Dan ini sebagai keberhasilan kita mengajak masyarakat berpartisipasi dalam setiap tingkatan pemilu. Karena jangan sampai ada pihak yang golput, acuh terhadap negaranya," lanjutnya.
Ma'ruf mengatakan tingginya partisipasi dalam mencari pemimpin pun tidak terlepas dari semangat kaum milenial. Ia menilai semangat kaum muda dalam pesta demokrasi kali ini sangat luar biasa.
![]() |
"Terlebih kaum muda, karena masih banyak kurang perhatian, artinya acuhnya. Tapi kali ini semangatnya tinggi, ini luar biasa," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Menko Polhukam Wiranto mengatakan partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 melebihi target pemerintah. Pemerintah menargetkan pada angka 77,5 persen, namun setelah pemilihan, partisipasi pemilih mencapai 80,90 persen.
"Partisipasi pemilih mencapai 80,90 persen. Ini lebih dari target RPJMN 2015/2019 sebesar 77, 5 persen. Hal ini tunjukkan siapa pun presiden terpilih, punya legitimasi yang tinggi," ucap Wiranto kepada wartawan seusai rapat koordinasi pengamanan pasca-pemilu di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. (jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini