"Ada yang unik dari pelaksanaan pencoblosan di negara yang baru berbenah setelah perang saudara ini. KBRI melakukan penjemputan dengan bus dan mobil kedutaan ke beberapa titik di kota Beirut. Hal ini harus dilakukan mengingat akses ke KBRI tidak mudah di samping karena KBRI Beirut berada di kawasan Baabda yang agak terisolasi dari pusat kota Beirut, juga untuk sampai ke sana harus melalui beberapa check point pos keamanan polisi dan militer yang ketat," kata Duta Besar LBBP RI di Beirut, Hajriyanto Y Thohari, dalam keterangannya, Senin (15/4/2019).
Sementara itu, gedung KBRI berada di area Ring 1 keamanan karena berdekatan dengan Istana yang sekaligus kediaman Presiden Lebanon Jenderal Michel Aoun. Tak heran jika untuk melawati setiap check point, warga harus menjawab beberapa pertanyaan terlebih dahulu dengan kemungkinan permintaan menunjukkan bukti-bukti otentik seperti undangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Singkatnya, pemilu di luar negeri benar-benar menjadi ajang silaturahim dan kerukunan Warga Negara Indonesia yang sedang berada jauh dari Tanah Air. Warga negara Indonesia di Beirut memang hanya sekitar 1.700 orang. 1.310 orang di antaranya adalah Prajurit TNI yang sedang bertugas di Lebanon sebagai Kontingen Garuda (KONGA) XXVIII-K/UNIFIL 2019.
"Meskipun tidak ikut memilih banyak prajurit TNI yang ikut bergembira dengan hadir di KBRI bersama para pemilih untuk mengobati rasa rindu pada keluarga dengan bertemu masyarakat Indonesia lainnya," ucapnya.
Di Lebanon, sesuai dengan data yang dimiliki oleh PPLN Beirut, jumlah pemilih adalah sebanyak 188 orang yang terdaftar dalam DPT, namun 10 orang telah meminta surat pindah memilih, sehingga jumlah pemilih di Lebanon adalah sebanyak 178. Selain itu terdapat 6 orang pemilih tambahan (menggunakan formulir A5) dan 19 orang pemilih khusus.
Pada saat TPS ditutup pada pukul 18.00 waktu Beirut, berdasarkan hitungan KPPSLN, jumlah WNI yang terdaftar dalam DPT yang menggunakan hak suaranya adalah sebanyak 151 orang atau 85 persen. Sementara itu, jumlah surat suara yang tepakai adalah sebanyak 176 surat suara atau 92 persen dari keseluruhan surat suara yang berjumlah 192 surat suara.
Tingginya antusiasme para pemilih di Lebanon tak lepas dari upaya-upaya yang dilakukan oleh PPLN Beirut mulai dari sosialisasi yang beberapa kali dilakukan dan juga memberikan kemudahan akses menuju TPS dengan memberikan bantuan transportasi penjemputan.
Sebagai perbandingan, pada Pemilu Presiden tahun tahun 2014 pemilih yang menggunakan hak suaranya adalah sebesar 78 persen. Walhasil, ada peningkatan partisipasi politik secara signifikan.
Saksikan juga video 'Antrean Belasan Ribu WNI di Belanda Demi Mencoblos':
(yld/idn)