Penjelasan Hatta Ali terkait perekrutan hakim agung menjadi perhatian Malanjum dan rombongannya. Malajum terkagum-kagum ketika Hatta Ali mengatakan bahwa untuk menjadi hakim agung semua hakim di seluruh Indonesia memiliki kesempatan untuk meraih karir tertinggi para hakim tersebut.
Namun banyak hakim yang tidak tertarik karena prosesnya rumit dan track record-nya harus benar-benar bersih dari lahir hingga track record terakhir ketika mendaftar menjadi hakim agung.
Hatta mendeskripsikan bahwa para hakim yang akan mendaftar menjadi hakim agung akan ditelisik semua rekam jejaknya, bahkan teman kecil dan tetangga rumah pun akan ditanyakan terkait rekam jejak para calon hakim agung itu. Jika ada cela sedikit saja bisa gagal menjadi hakim agung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pernah ada hakim yang mendaftar menjadi hakim agung, kemudian ada laporan bahwa hakim tersebut ketika bertugas di pengadilan tingkat pertama pernah menerima pulpen dari advokat. Gara-gara pulpen ini, si hakim tersebut gugur menjadi calon hakim agung," cerita Hatta sebagaimana dikutip dari website MA, Jumat (12/4/2019).
"Seperti cari malaikat saja ya?" tanya Malanjum terheran-heran.
Hatta mengatakan bahwa proses seleski hakim agung sangat ketat dan harus melalui beragam test seperti psikotest, menulis makalah langsung di tempat, fit and proper test dan lainnya.
Baca juga: MA Bantah Isu Penggembosan KY! |
Menurut Malanjum, menjadi hakim agung di Malaysia adalah hak prerogratif Raja.
"Mereka yang menjadi hakim agung di Malaysia adalah pilihan-pilihan raja," kata Malanjum.
"Jadi, kalau di Indonesia seorang hakim agung dilarang memiliki istri lebih dari satu, di Malaysia itu tidak menjadi masalah," kata Malanjum yang disambut tawa oleh semua yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Rombongan Malanjum diterima Wakil Ketua MA bidang Yudisial, Syarifuddin, Wakil Ketua MA Non Yudisial, Sunarto dan Ketua Kamar Pembinaan MA RI Takdir Rahmadi. (asp/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini