"Masa karantina Inong sudah selesai selama 14 hari. Inong dievakuasi pada 29 Maret lalu dan masa karantinanya berakhir pada 11 April," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono kepada detikcom, Jumat (12/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Treatment obatan masih berlanjut hingga besok, (12/4). Luka bekas jeratan di kakinya mulai mengering," kata Haryono.
Di pusat rehabilitasi, kata Haryono, kini harimau Inung Rio sudah mulai menunjukkan aktivitasnya. Inung disebut Haryono sudah bisa berinteraksi dengan harimau sumatera lainnya yakni Bonita.
"Nafsu makan Inung juga terus membaik. Setiap diberi upan daging babi selalu disantapnya," kata Haryono.
Sebagaimana diketahui, Inung terjerat kawat yang dipasang warga di kawasan hutan di Pelalawan Maret 2019 lalu. Tim jagawana perusahaan awalnya menaruh curiga seperti ada suara dari dalam hutan.
Setelah petugas patroli masuk ke dalam hutan, malah petugas juga terjerat kawat. Petugas sempat tergantung akibat jeratan. Tak jauh dari lokasi jeratan itu, tiba-tiba harimau melompat untuk menerkam petugas. Rupanya harimau tadi lebih awal masuk dalam perangkap jeratan yang sama.
Dari sinilah, akhirnya tim melaporkan ke BBKSDA Riau. Petugas yang terjerat diselematkan. Esoknya, harimau sumatera yang terjerat kawan diselamatkan. Andai saja petugas jagawana tidak mengetahui, maka tamatlah riwayat harimau sumatera itu yang akan dikuliti oleh pemburu liar. (cha/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini