Indonesia Gandeng UNCTAD Tingkatkan Industri Musik Indonesia

Indonesia Gandeng UNCTAD Tingkatkan Industri Musik Indonesia

Zunita Putri - detikNews
Sabtu, 06 Apr 2019 03:25 WIB
Hasan Kleib (tengah) Foto: Dok. Pribadi
Jakarta - Duta Besar RI untuk PBB di Jenewa, Hasan Kleib bekerja sama dengan UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development) dan The Commonwealth untuk mendorong perindustrian musik di kancah internasional. Pertemuan ini membahas perkembangan dan potensi musik digital sebagai bagian dari ekonomi kreatif.

Pertemuan ini berlangsung di acara e-Commerce Week 2019 yang bertemakan 'The Digitalization of the Creative Economies: The Case of the Music Industry', Kamis (4/4/2019) di Jenewa, Swiss. Acara ini dihadiri oleh beberapa pejabat seperti Director of Copyright Management Division, WIPO, Mr. Andreas Maurer, Chief, International Trade Statistics Section, WTO, Mr. Benoit Muller, dan Director International Federation of the Phonographic Industry, Ms. Xenia Iwaszko. Tak hanya itu, pembicara asal Indonesia Irfan Aulia yang berprofesi sebagai Managing Director PT. Massive Music Entertainment juga hadir dalam acara itu.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sambutannya, Hasan mengatakan musik digital adalah salah satu bentuk ekonomi kreatif yang memiliki potensi besar dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Menurutnya, musik sebagai budaya dan teknologi dapat berkolaborasi dalam pengembangan kreativitas di era digital.

Hasan juga menyebut kontribusi industri musik untuk ekonomi Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Namun menurutnya Indonesia perlu memberikan jaminan perlindungan hak kekayaan kepada industri musik, karena itu saat ini dia sedang menggodok rencana itu.

"Pada tahun 2018, kontribusi industri musik pada PDB Indonesia naik 7,59% dari tahun sebelumnya, dan telah menciptakan lapangan kerja bagi 56.000 orang," kata Hasan dalam keterangan tertulisnya yang diterima detikcom.

"Namun, perkembangan musik digital sebagai bagian dari ekonomi kreatif juga harus disertai dengan adanya jaminan perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual. Untuk itu, melalui kepemimpinan Indonesia di WIPO Committee on Development and Intellectual Property (CDIP), telah disepakati pembahasan hak kekayaan intelektual dan ekonomi kreatif sebagai tema utama sidang CDIP pada sesi Mei 2020," lanjutnya.



Selain mengajak UNCTAD, dia juga mengajak negara-negara di forum PBB untuk bekerja sama. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif.

"Indonesia juga mengajak negara-negara PBB, organisasi internasional dan para pemangku kepentingan lainnya untuk mulai bekerjasama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif termasuk di bidang musik digital," katanya.



Sementara itu, Managing Director PT Massive Music Entertainment, Irfan Aulia di sana memperkenalkan sebuah blockchain database bernama Portamento yang saat ini dikembangkan bersama oleh BEKRAF dan pelaku industri musik Indonesia. Database itu untuk melindungi pemilik hak cipta dan memastikan adanya transparansi mengenai royalti dan hak lainnya yang diterima oleh berbagai pihak.

E-Commerce Week 2019 merupakan forum pertemuan para menteri, pejabat tingkat tinggi, CEO, organisasi internasional serta akademisi dari sekitar lebih dari 100 negara untuk membahas berbagai tantangan dan potensi ekonomi digital dengan tujuan mencapai pembangunan yang inklusif, merata dan berkelanjutan.

(zap/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads