Ma'ruf Tolak Hadiri 'Undangan' 212 Tak Asli

Round-Up

Ma'ruf Tolak Hadiri 'Undangan' 212 Tak Asli

Tim Detikcom - detikNews
Jumat, 05 Apr 2019 21:00 WIB
Ma'ruf Amin (Rolan/detikcom)
Jakarta - Ma'ruf Amin menolak menghadiri undangan tak resmi kampanye akbar Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada 7 April mendatang. Ini menyusul polemik soal alumni 212 yang disebut Ma'ruf tak lagi asli.

Penolakan Ma'ruf berawal dari pernyataan Ketua Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo-Sandiaga, M Taufik, soal kampanye akbar pasangan nomor urut 02 itu. Pihak Prabowo-Sandiaga menyebut akan mengundang sejumlah tokoh, termasuk Gubernur DKI Anies Baswedan dan kelompok Alumni 212.

"Memang kita undang Pak Anies. Mudah-mudahan Pak Anies datang. Kan itu hari libur. Saya kira nggak menyalahi aturan apa-apa," kata M Taufik, Kamis (4/4/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kampanye akbar yang akan digelar ini akan diawali salat Subuh berjemaah dan diisi tausiah dari ulama-ulama. Namun Taufik tidak merinci nama-nama ulama yang hadir. Tapi, dia mengatakan, seluruh alumni 212 akan hadir dalam kampanye Prabowo-Sandi pada 7 April. Taufik juga mempersilakan cawapres pendamping Joko Widodo, Ma'ruf Amin, yang merupakan alumni 212, hadir bila berkenan.

"Hampir seluruh yang hadir di 212 hadir di sini. Insyaallah hadir. Kecuali Kiai Ma'ruf. Kalau Kiai Ma'ruf mau hadir juga silakan," ujar Taufik.

'Undangan' dari kubu Prabowo-Sandiaga pun ditolak Ma'ruf. Pasangan capres petahana Joko Widodo itu lalu menyinggung soal alumni 212 yang menurutnya bukan kelompok asli dari awal aksi 212 pada 2 Desember 2016.

"Ya tidak (hadir)-lah dan nggak ada hubungannya dengan 212 yang asli, ini kan 212 PA (Persaudaraan Alumni)," ujar Ma'ruf di kediamannya, Jl Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/4).

Ma'ruf Tolak Hadiri 'Undangan' 212 Tak AsliKampanye Prabowo-Sandiaga (Suparno/detikcom)

Seperti diketahui, Ma'ruf Amin adalah salah satu penggerak aksi 212 pada 2016 menjelang Pilgub DKI Jakarta 2017. Ma'ruf meneken pendapat dan sikap keagamaan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan Basuki T Purnama (Ahok) menghina Alquran dan agama.

Setelah kasus Ahok selesai, Ma'ruf tidak lagi terlibat dalam aksi-aksi 212. Pasangan petahana Joko Widodo ini menilai berbagai kegiatan 212 saat ini, termasuk Reuni 212, bernuansa politis.

"Ya itu kan sudah selesai (212), kampanye kok, saya sih calon 01 jadi nggak ada hubungannya. (Gerakan) 212 yang asli sudah selesai, kalau sekarang 212 yang PA, yang dibangun ke sana itu 212 yang PA namanya," ujar Ma'ruf.

Penolakan Ma'ruf ditanggapi santai Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga. Kubu 02 ini menyebut mereka juga tak pernah secara resmi mengundang Ma'ruf.



Soal kampanye akbar Prabowo-Sandiaga ini pun mendapat sorotan dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, menyusul diundangnya Alumni 212. TKN Jokowi-Ma'ruf menyebut kini makin jelas Alumni 212 merupakan gerakan politik untuk Prabowo-Sandi.

"Memang dari sejak awal sudah makin jelas bahwa Alumni 212 itu bagian dari gerakan politik untuk 02. Mereka mempolitisasi berbagai gerakan, seperti Alumni 212 ini, untuk kepentingan politik," kata juru bicara TKN Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Jumat (5/4).

Tudingan Ace dibalas oleh Wakil Ketua Dewan Penasihat BPN Prabowo-Sandiaga, Hidayat Nur Wahid, yang menyebut para alumni 212 punya hak politik untuk memberikan dukungan kepada pasangan capres-cawapres. Ini mengingat alumni 212 berisikan warga Indonesia.

"(Alumni) 212 itu sah rakyat Indonesia. Mereka juga punya hak pilih, mereka punya hak politik. Kalau kemudian mereka menyatakan dukungan ke kelompok mana pun, itu hak mereka. Kalau kemudian mereka (Alumni 212) menyatakan dukungan ke 02, misalnya, ya itu hak mereka. Di mana salahnya? Tidak ada undang-undang apa pun yang dilanggar," beber Hidayat.


Hal senada disampaikan Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin. Ia menyebut TKN Jokowi panik karena gerakannya mampu mengumpulkan jutaan orang. Menurut Novel, kekuatan Alumni 212 mampu menenggelamkan massa kubu Jokowi-Ma'ruf. Ia mengatakan tiap warga negara punya hak memilih. Novel menyebut Alumni 212 memiliki semangat melawan penista agama.

"Di tahun politik ini, para Alumni 212 dan simpatisannya tentu akan memberikan aspirasi politiknya atau memberikan suara. Tentu yang sejalan dengan roh Aksi 212, yaitu melawan penista agama dan pendukungnya. Perjuangan kami jelas berada di kubu yang akan melawan kubu kelompok pendukung penista agama," ujar Novel.

Sementara itu, anggota TKN Jokowi-Ma'ruf, Inas Nasrullah Zubir, menyebut tak semua Alumni 212 mendukung Prabowo-Sandiaga. Sebab, menurutnya, banyak yang sudah sadar terkait hasil Ijtimak Ulama yang lalu.

"Lagian Alumni 212 juga tidak semuanya yang akan mendukung Prabowo-Sandi, karena banyak yang sudah menyadari dan sadar bahwa Ijtimak Ulama yang lalu, yang mengukuhkan Prabowo Subianto menjadi capres 212, hanya dihadiri oleh 6 orang ulama saja dan 13 orang politisi yang didandani sebagai ulama, dan informasi ini sudah dibeberkan oleh mantan bendahara alumni 212, yakni Usama Hisham," kata Inas.
Halaman 2 dari 2
(elz/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads