Poyuono Hembuskan Isu Menteri, KPK Fokus Garap Korupsi

Round-Up

Poyuono Hembuskan Isu Menteri, KPK Fokus Garap Korupsi

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 05 Apr 2019 07:40 WIB
Ilustrasi KPK (Foto: Rachman Haryanto/detikcom)
Jakarta - Seorang menteri diseret-seret dalam pusaran amplop 'serangan fajar' Bowo Sidik Pangarso. Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar itu merupakan tersangka yang diduga KPK mendapatkan suap dan gratifikasi untuk dibagi-bagikan ke publik demi terpilih lagi menjadi anggota dewan di Senayan.

Isu menteri itu dibisikkan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono. Dia menuding menteri itu adalah dalang dari amplop 'serangan fajar' itu.

"Pokoknya ini infonya A1 (pasti) dari kawan saya, Pokoknya ada. Rahasia, karena jaringannya Bowo itu jaringannya ke menteri," ujar Poyuono pada Rabu, 3 April 2019.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Poyuono Hembuskan Isu Menteri, KPK Fokus Garap KorupsiBowo Sidik Pangarso ketika ditahan KPK (Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Atas tudingan liar Poyuono itu, Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin meminta Poyuono memberikan bukti. Juru bicara TKN Ace Hasan Syadzily meminta Poyuono tak asal menuding.

"Pak Arief Poyuono ini jangan menuding sembarangan. Tuduhan itu fitnah. Jangan menuding orang tanpa bukti yang kuat. Apa yang dilakukan Bowo tidak ada kaitannya dengan siapapun. Kami yakin apa yang dilakukannya merupakan inisiatif pribadi," ujar Ace.

Tuduhan Poyuono itu muncul setelah KPK menyebutkan adanya stempel 'cap jempol' pada sebagian dari 400 ribu amplop yang telah disita. Sebab, sampai saat ini KPK baru membuka sekitar 15 ribu amplop.

Lalu bagaimana tanggapan KPK atas tudingan Poyuono?



Wakil Ketua KPK Saut Situmorang saat ini masih fokus pada tindak pidana yang menjerat Bowo. "KPK belum detail perihal seperti apa tentang tanda-tanda di amplop itu. KPK fokus pada penegakan tipikor (tindak pidana korupsi)," kata Saut pada Kamis, 4 April 2019.

"Namun dari sisi pencegahan KPK memperhatikan proses kontestasi agar tetap berintegitas seperti apa. Namun penegakan tipikornya harus didahulukan," imbuh Saut.

Amplop-amplop itu sebelumnya merupakan barang bukti yang disita KPK dalam operasi tangkap tangan (OTT) yang menjerat Bowo. Total ada 400 ribu amplop berisi Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu yang tersimpan di dalam 82 kardus dan 2 boks kontainer.

KPK menduga awalnya seluruh amplop itu berisi total uang Rp 8 miliar yang diduga sebagai suap dan gratifikasi yang diterima Bowo. Politikus Partai Golkar itu sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka karena diduga menerima suap dari Marketing Manager PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK) Asty Winasti lewat seseorang bernama Indung. Asty dan Indung juga sudah menjadi tersangka.

Rahasia, karena jaringannya Bowo itu jaringannya ke menteriWakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono



Asty diduga memberi Bowo duit Rp 1,5 miliar lewat 6 kali pemberian, serta Rp 89,4 juta yang diberikan Asty pada Bowo lewat Indung saat OTT terjadi. Uang Rp 1,5 miliar yang diduga telah diterima Bowo itu merupakan bagian dari Rp 8 miliar duit di dalam amplop.

Sementara itu, Rp 6,5 miliar lainnya diduga berasal dari gratifikasi, yang juga disangkakan pada Bowo. Untuk yang Rp 6,5 miliar ini KPK menyatakan telah mengidentifikasi siapa pemberinya, namun belum mengungkap identitasnya.
Halaman 2 dari 2
(dhn/knv)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads