"Sebenarnya bukan penghadangan, itu penghambatan dari menuju ke lokasi. Tiba-tiba ada beberapa orang yang menggerakkan untuk melakukan penghambatan. Pihak kepolisian ada 350 polisi sudah berjaga di situ untuk pengamanan. Dari pasukan Brimob dan polisi, sebenarnya tidak terjadi apa-apa, hanya penghambatan, tidak ada adu fisik," ujar Tamam kepada wartawan, Selasa (2/4/2019).
Peristiwa tersebut terjadi pada hari Senin (1/4), di mana Ma'ruf hendak berziarah ke makam kakek buyutnya, KH Zuhro di Desa Jambringin. Sebelum sampai ke lokasi haul, mobil tertahan. Tak lama kemudian, azan Magrib berkumandang diiringi suara massa meneriakkan nama Prabowo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Diberikan pemahaman bahwa cara yang begitu cara yang tidak baik. Kami sudah koordinasi dengan kepolisian dan pihak lain. Nanti malam kami mau memanggil pak camat, pak kades, untuk tidak melakukan hal-hal menciderai Kabupaten Pamekasan yang damai, yang sejuk," ujar Tamam.
Ma'ruf sebelumnya heran karena kegiatan berziarahnya dihadang sekelompok massa di Pamekasan. Ma'ruf menyebut pihak yang menghadangnya adalah sekelompok kecil karena ia meyakini masyarakat Madura sudah memberikan dukungan penuh kepada Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Rakyat Madura pro-saya sekarang. Itu kelompok kecil saja," kata Ma'ruf sesaat setelah tiba di Lombok, NTB, Selasa (2/4).
Simak Juga 'Ma'ruf Amin Batal Ziarah di Pamekasan Usai Dihadang Pendukung Prabowo':
(dkp/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini