Ibrahim yang merupakan penjual nasi uduk di Ilir Timur II ini mengaku dana kampanye cukup terbatas. Namun Ibrahim optimis duduk sebagai dewan karena mendapat dukungan langsung dari masyarakat.
"Saya orang nggak punya, tapi mendapat dukungan dari masyarakat. Yah, awalnya saya tidak mau dan masyarakat dukung," kata Ibrahim saat ditemui di rumahnya di Jalan Kopral Dahri Sembayu Palembang, Kamis (28/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dukungan itu, kata Ibrahim bukan hanya karena dia penjual nasi uduk. Tetapi dia adalah marbut dan guru ngaji yang telah mengabdi selama 13 tahun di Masjid Al-Huda.
Bermodal doa restu dan dukungan dari masyarakat, Ibrahim pun mencalonkan diri sebagai caleg dengan nomor urut 4. Daerah pemilihan meliputi Ilir Timur I, II dan Ilir Timur III.
"Saya marbut dan guru ngaji privat, jadi sudah 13 tahun mengabdi. Jadi semua jemaah sama masyarakat mendukung, mereka minta saya untuk maju menjadi caleg DPRD tahun ini," kata pria berusia 42 tahun tersebut.
Menurut Ibrahim, dukungan dari semua masyarakat menjadi modal utama bagi dirinya. Apalagi, dia tidak punya banyak uang seperti caleg lainnya yang mampu memasang banyak poster.
"Saya hanya modal Rp 3 juta, itu semua pakai dana pribadi. Dipakai untuk cetak poster dan dipasang di beberapa dapil. Selebihnya saya door to door ke rumah warga sambil membagikan selembaran kertas yang berisi profil saya," katanya.
Dia menilai menjadi seorang legislator merupakan profesi yang sangat mulia. Dia pun berjanji memperjuangkan hak-hak masyarakat, terutama masyarakat yang berlatar belakang ekonomi masih rendah dan kurang pendidikan.
Ibrahim, kini tinggal di rumah tua yang berukuran sekitar 7x8 meter. Di depan rumah papan itu, dia pun bejualan nasi uduk dengan dibantu istri yang terlihat ilir mudik melayani pembeli.
Meskipun tak banyak yang diceritakan tekait kehidupannya, Ibrahim meminta seluruh masyarakat untuk tidak golput. Mengingat, pilihan masyarakat 17 April nanti akan menentukan untuk 5 tahun kedepan.
"Masyarakat tidak boleh golput. Harus bisa menentukan pilihan untuk 5 tahun ke depan karena ini ada di tangan para pemilih," katanya menutup cerita. (ras/tor)